Catatan Fakta- Begitu banyak teori-teori yang muncul sejak pertengahan abad ke-18. Namun, pada hakikatnya tidak ada seorangpun yang secara pasti bisa menetapkan kapan sebenarnya teori sosiologi itu dimulai.
Orang-orang terdahulu telah berpikir bahwa Teori ini telah berkembang sejak awal sejarah seperti pada masa kejayaan Yunani dan Romawi atau pada masa abad pertengahan.
Seorang ahli filsafat Barat yang pertama kali mengkaji masalah kemasyarakatan secara sistematis adalah Plato (429-347 SM), kemudian muncul Aristoteles (384-322 SM).
Baca Juga: Perjuangan Weber sebagai ilmuwan sosial dalam upayanya untuk mendapat sebuah terobosan baru
Aristoteles melakukan analisis secara mendalam terhadap lembaga-lembaga politik dalam masyarakat. Kemudian pada abad pertengahan lahir seorang ahli filsafat berbangsa Arab, yaitu Ibnu Khaldun (1332-1406 SM). Ibnu Khaldun ini telah mengemukakan beberapa prinsip pokok dalam menafsirkan fenomena sosial dan peristiwa-peristiwa dalam sejarah manusia.
Namun demikian titik awal teori sosial muncul memang akan sulit ditelusuri serta membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui sejauh manakah pengetahuan tentang kehidupan sosial pada suatu saat mempunyai relevansi yang kuat dengan ide-ide teori sosiologi modern.
Kekuatan sosial yang diidentifikasi oleh Ritzer sebagai dasar kelahiran teori-teori sosial adalah revolusi politik, revolusi industri, dan perkembangan kapitalisme, perkembangan sosialisme feminisme, urbanisasi perubahan agama, serta pertumbuhan pengetahuan.
Baca Juga: Pandangan Park dalam melihat keberlangsungan masyarakat
Teori-teori tersebut cukup berkembang di kawasan Eropa dan sekitarnya, diantaranya seperti di Perancis, Jerman, Italia dan Inggris. Di Perancis kekuatan sosial tersebut telah melahirkan para pemikir seperti Montesquieu (1689- 1755), Rousseau (1712- 1778), The Bonald (1754-1840), De Maistre (1753-1821), Saint Simon (1780-1825), Comte (1702-1857), Martineau (1802-1876), dan Durkheim (1858-1917).
Selain di Prancis, di Jerman pun kekuatan sosialnya telah melahirkan para teoritisi sosial seperti Kant (1724-1804), Hegel (1707-1831), Feurbach (1804-1872), Marx (1818-1883), Dilthey (1833-1911), Nietzsche (1844-1900), Kautsky (1854-1938), Simmel (1858-1918), Lukacs (1885-1971), Max Weber (1864-1920), dan Marianne Weber (1870-1954).
Demikian pun di Italia, muncul pemerhati sosial yang cukup terkenal, yaitu Pareto (1848-1923) dan Mosca (1858-1941), sedangkan di Inggris dikenal adanya tokoh-tokoh teori klasik seperti Smith (1723-1790), Ricardo (1772-1823), dan Spencer (1820-1903).
Baca Juga: Terbentuknya teori melalui proses induksi dan deduksi serta pendekatan kausalitas
Selanjutnya kita lihat revolusi-revolusi pada masa awal terjadinya perubahan. Dimulai dari revolusi politik yang terjadi di Prancis pada tahun 1789 ini akan menjadi cikal bakal perkembangan teori sosiologi di Prancis yang berlanjut sampai abad ke-19.
Kemudian ada revolusi industri yang terjadi di Inggris, hal ini telah memacu para ahli sosial untuk mengembangkan berbagai penjelasan mengenai keteraturan sosial baru sebagai akibat pertumbuhan industri dan teknologi industri terutama yang terjadi di kawasan masyarakat Eropa Barat pada abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Artikel Terkait
perbedaan birokrasi tradisional dengan birokrasi modern dan pengaruh agama dalam perkembangan ekonomi
Terbentuknya teori melalui proses induksi dan deduksi serta pendekatan kausalitas
Pandangan Durkheim terhadap konsep fakta sosial, konsep solidaritas mekanik, dan solidaritas organik
Pandangan Park dalam melihat keberlangsungan masyarakat
Perjuangan Weber sebagai ilmuwan sosial dalam upayanya untuk mendapat sebuah terobosan baru