politik

Dicopot Jokowi, Ini Rekam Jejak Kontroversial Agus Suparmanto Selama Menjabat Menteri Perdagangan Dan Kini Digadang Maju Jadi Ketum PPP

Jumat, 19 September 2025 | 00:53 WIB
Menteri Perdagangan Agus Suparmanto

 

Jokowi Copot Agus Suparmanto, Gantikan dengan Muhammad Lutfi

CATATANFAKTA.COM -, JAKARTA – Presiden Joko Widodo resmi mencopot Agus Suparmanto dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan di Kabinet Indonesia Maju. Agus digantikan oleh Muhammad Lutfi, sosok yang sebelumnya pernah menjabat Mendag era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2014.

Keputusan perombakan kabinet yang diumumkan pada Rabu (23/12/2020) itu disebut sebagai langkah untuk memperbaiki koordinasi dan menjaga stabilitas ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Pencopotan Agus tidak lepas dari sorotan publik atas sejumlah kebijakan kontroversial yang terjadi sepanjang lebih dari satu tahun masa jabatannya.

Baca Juga: Agus Suparmanto Muncul Sebagai Calon Kuat Ketua Umum PPP, Didukung Kader Hingga Ulama


Sorotan: Izin Impor yang Lambat, Harga Pangan Naik

Salah satu masalah besar yang membayangi kinerja Agus adalah lambannya penerbitan izin impor sejumlah bahan pokok. Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas), bahkan pernah mengeluhkan hal tersebut secara terbuka.

Beberapa kasus mencolok antara lain:

  • Bawang putih: Izin impor diajukan sejak Desember 2019, baru keluar pada 23 Maret 2020, saat kasus COVID-19 pertama diumumkan di Indonesia. Akibat keterlambatan ini, harga bawang putih meroket hingga Rp55.700/kg, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp32.500/kg.

  • Daging kerbau: Pengajuan impor Januari 2020, namun izin tak kunjung terbit hingga India menerapkan lockdown pada April 2020. Pasokan terganggu, harga melonjak.

  • Gula: Izin impor diajukan November 2019, tetapi baru dikeluarkan Maret 2020. Harga gula sempat menyentuh Rp18.400/kg pada April 2020, jauh di atas HET Rp12.500/kg.

Menurut Buwas, keterlambatan itu membuka celah penimbunan dan merugikan masyarakat luas.

Baca Juga: Majelis PPP Desak Mardiono Tak Maju di Muktamar X, Ini Deretan Alasannya


Kritik dari Petani: Impor Ganggu Harga Domestik

Kelompok petani tebu yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) juga mengkritik kebijakan Agus.

Mereka menilai impor gula kerap dilakukan mendekati musim giling tebu, sehingga harga jual petani anjlok.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, impor gula tetap tinggi pada Mei–Juli 2020 dengan volume 565 ribu hingga 883 ribu ton.

Padahal, pada periode tersebut, petani lokal sedang panen. Akibatnya, harga gula tingkat petani turun drastis hingga Rp10.800/kg, di bawah biaya produksi rata-rata Rp12.772/kg.

Halaman:

Tags

Terkini