Catatanfakta.com - Pencopotan baliho dan bendera PDIP Ganjar Pranowo-Mahfud Md saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Bali menuai banyak kontroversi.
Dewa Nyoman Rai Dharmadi, Kepala Satpol PP Bali, mengaku mendapat perintah dari Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya untuk mencopot perlengkapan partai politik di tempat kunjungan Presiden.
Meski tidak merusak konten, Satpol PP Provinsi Bali menurunkan baliho dan bendera untuk membangun suasana netral.
Baca Juga: PDIP Bali Berduka Atas Pencopotan Baliho Ganjar-Mahfud Saat Kunjungan Jokowi
I Gusti Ngurah Jaya Negara, Sekretaris PDIP Bali, mengungkapkan kesedihannya atas pencopotan baliho tersebut namun mendesak agar perdamaian dan keamanan di Bali tetap diutamakan.
Pencopotan baliho dan bendera PDIP Ganjar Pranowo-Mahfud Md saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Bali menuai banyak kontroversi.
Menurut Dewa Nyoman Rai Dharmadi, Kepala Satpol PP Bali, hal itu mengikuti perintah Plt Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya yang ingin seluruh perlengkapan partai politik disingkirkan dari lokasi kunjungan Presiden.
Baca Juga: Ikatan Keluarga Presiden: Jokowi Tetap Bungkam Soal Pencalonan Wakil Presiden Gibran dengan Prabowo
Meski Satpol PP Provinsi Bali mengklaim pihaknya menurunkan baliho tersebut demi menjaga suasana netral, namun mereka memilih tidak merusak atau merusak satu pun perlengkapan partai politik tersebut.
Langkah ini dilakukan tepat sebelum kedatangan Presiden Jokowi di Gianyar.
Menanggapi situasi tersebut, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Sekretaris PDIP Bali, mengungkapkan kesedihannya atas pencopotan baliho dan bendera tersebut.
Baca Juga: Baliho Ganjar-Mahfud Dicopot Jelang Kunjungan Jokowi di Bali, Ini Alasannya!
Dia mendesak anggota partai dan relawan untuk memprioritaskan perdamaian dan keamanan di Bali, menekankan pentingnya Bali sebagai tujuan wisata.
Khususnya, dia menolak mengomentari laporan konflik di antara keduanya