Pengacara Panji Gumilang Akui Sangat Cemas Akan Konflik Horizontal

CATATANFAKTA.COM - Jakarta -, Dalam beberapa minggu terakhir, Indonesia telah menjadi saksi meningkatnya ketegangan politik dan konflik horizontal yang mengkhawatirkan.

Para pengamat politik dan advokat hak asasi manusia mulai mengkhawatirkan eskalasi lebih lanjut dalam situasi ini.

Salah satu momen kritis yang menjadi sorotan adalah munculnya figur kontroversial, Panji Gumilang Jutaan, yang telah menarik perhatian banyak pendukung di media sosial.

Baca Juga: Setelah inspeksi stadion selesai, FIFA dan PSSI tengah mempertimbangkan dua usulan terkait Piala Dunia U-17

Meskipun banyak yang menyambutnya dengan antusiasme, banyak pula yang menentangnya dengan keras, yang mengakibatkan konflik horisontal di antara masyarakat.

Panji Gumilang Jutaan merupakan seorang aktivis media sosial yang berbicara dengan tajam tentang isu-isu politik dan sosial.

Dengan lebih dari 2 juta pengikut di berbagai platform media sosial, pandangannya memiliki pengaruh besar di kalangan netizen. Namun, pandangan dan pernyataannya sering kali dianggap provokatif dan menyulut perdebatan sengit di antara para pengguna media sosial.

Baca Juga: PSI Berikan Kado Lukisan Spesial untuk Prabowo Subianto yang Menampilkan Momen Pelukan Hangat dengan Jokowi

Beberapa waktu lalu, Panji Gumilang Jutaan menyuarakan dukungannya untuk kebijakan pemerintah yang kontroversial, yang memicu gelombang protes dari kelompok-kelompok yang menentangnya.

Konflik antara pendukung dan penentang Panji Gumilang Jutaan kemudian mencuat ke ruang publik dan menciptakan situasi yang semakin tegang.

Para pengacara dan advokat hak asasi manusia menyoroti masalah ini dan menyatakan keprihatinan mereka terhadap potensi eskalasi konflik horizontal yang dapat terjadi sebagai dampak dari ketegangan ini.

Baca Juga: Alasan Karenina Anderson Menggunakan Narkotika : Mengatasi Depresi dengan Kontroversi

Mereka mendesak semua pihak untuk lebih bijaksana dalam menyampaikan pendapat dan menahan diri dari provokasi yang dapat memicu tindakan kekerasan dan diskriminasi.

Selain itu, media sosial juga menjadi perhatian serius dalam konteks ini. Dalam era di mana informasi dapat dengan mudah menyebar dengan cepat, misinformasi dan disinformasi dapat memperburuk konflik horizontal.