Catatan Fakta - Karaketristik kebudayaan secara arti luas terdapat kebudayaan bersifat adaptif dan maladaptif, relatif, dan universal. Berikut penjelasannya :
- Kebudayaan bersifat adaptif dan maladaptif,
Kebudayaan bersifat adaptif itu adalah cara bagaimana masyarakat berpikir dan bertindak yang pada dasarnya merupakan respons terhadap kebutuhan kehidupannya.
Perkembangan dari kebudayaan ini menunjukkan bahwa kebudayaan yang menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungannya.
Adaptasi kebudayaan terhadap lingkungan ini menunjukkan perbedaan antara kebudayaan yang satu dengan yang lainnya.
Baca Juga: karakteristik kebudayaan, unsur kebudayaan dan aspek kebudayaan
Sedangkan maladaptif adalah suatu masyarakat yang berusaha mengembangkan unsur kebudayaan tertentu yang ternyata malah melakukan penyesuaian yang salah, maksudnya kebiasaan-kebiasaan baru yang dikembangkan malah mengakibatkan mengurangi ketahanan masyarakat tersebut.
Jadi di sini masyarakat telah berusaha mengubah cara berpikir dan berperilaku mereka untuk kebaikan mereka, tetapi pada kenyataannya apa yang mereka perkirakan tidak dapat tercapai.
Ember menyatakan bahwa ada bukti yang mengungkapkan beberapa masyarakat di zaman lampau telah punah karena memakai kebiasaan-kebiasaan yang merugikan.
Sementara itu pada awal abad ke-20 adaptasi kebudayaan sering menyebabkan hilangnya semua kemandirian yang dimiliki oleh suatu bangsa.
Baca Juga: Kelebihan Dan Kelemahan Metodologi Etnografi Apabila Digunakan Sebagai Dasar Penelitian
Hal ini dikarenakan kemampuan swadaya mereka hilang di mana mereka semakin lama semakin tergantung pada barang-barang dan komoditi yang tidak mereka hasilkan sendiri.
- Kebudayaan bersifat relatif
Karakteristik kebudayaan selanjutnya yaitu kebudayaan bersifat relatif. Walter Goldschmidt menyatakan bahwa kebudayaan harus dipahami dalam kerangka atau konteks dari kebudayaan itu sendiri.
Doktrin relativisme kebudayaan ini dikembangkan untuk menyerang tesis dari etnosentrisme yang mempercayai bahwa cara hidup kebudayaan seseorang lebih superior dibanding dengan kebudayaan yang lain. Namun paham etnosentrisme ini tidak berlaku pada antropologi. Karena di dalam pemikiran antropologi apabila suatu kebudayaan itu tidak ‘berharga’ atau tidak memiliki ‘nilai’ maka tidak ada gunanya untuk dikaji.