Konsep Integrasi antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Konsep yang pertama adalah ilmu pengetahuan. Menurut para sarjana muslim, berpendapat bahwa ilmu itu tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science) saja melainkan ilmu oleh Allah dirumuskan dalam Lauhul Mahfudz yang disampaikan kepada kita melalui Alquran dan As-Sunnah. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada QS. al-Buruuj ayat 21-22, yang artinya; “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Alquran yang mulia (21). Yang (tersimpan) dalam Lauhil Mahfudz (22)”. Ayat ini mengisyaratkan bahwa ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam semesta dan manusia sendiri. Jadi bisa kita pahami bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan dan ilmu pengetahuan manusia. Untuk melaksanakan hal tersebut maka Allah membekali manusia dengan potensi-potensi seperti pendengaran, penglihatan, perasaan, pengertian (akal) keyakinan (iman) dan keinginan.
Baca Juga: JANGAN SAMPAI GAPTEK! INI DAMPAKNYA!
Konsep yang kedua yaitu teknologi, melihat pandangan Alquran terhadap teknologi, banyak ayat-ayat Alquran yang berbicara tentang alam raya. Salah satu diantaranya ialah Allah menyatakan bahwa alam raya diciptakan dan ditundukkan Allah untuk manusia. Seperti pada QS. al-Jaatsiyah: 13, yang artinya “Dan dia menundukkan untuk kamu apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi semuanya (sebagai anugerah) dari Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir”.
Ada dua hal yang perlu dicatat untuk mengetahui apakah teknologi merupakan sesuatu yang dianjurkan oleh Alquran atau bukan. Pertama, ketika Al-quran berbicara tentang olahraga dan fenomenanya, terlihat secara jelas bahwa pembicaraannya selalu dikaitkan dengan kebesaran dan kekuasaan Allah SWT. dalam QS. Al-Anbiya ayat 30. Kedua, Alquran sejak dini memperkenalkan istilah sakhkhara yang maknanya bermuara kepada kemampuan meraih dengan mudah dan sebanyak yang dibutuhkan segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan dari alam raya melalui keahlian di bidang teknik. Dari kedua catatan ini dapat disimpulkan bahwa teknologi dan hasil-hasilnya disamping harus mengingatkan manusia kepada Allah juga harus mengingatkan bahwa manusia adalah khalifah yang kepadanya tunduk segala yang berada di alam raya ini.
Baca Juga: PENYIMPANGAN PENGGUNAAN ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI (IPTEK)
Lalu teknologi seperti apakah yang Islam tolak? Yakni yang mana penggunaan dari teknologi itu bisa menurunkan seseorang dari dzikir dan tafakur serta mengantarkannya kepada keruntuhan nilai-nilai kemanusiaan. Namun yang mesti kita tolak bukan hasil dari teknologinya melainkan manusia nya yang harus kita peringati dan arahkan.
Konsep yang ketiga ialah seni, kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan antara manusia dengan manusia yang lain. Jika demikian, Islam pasti mendukung kesenian selama penampilannya lahir dan mendukung fitrah manusia yang suci, dan karena itu pula Islam bertemu dengan seni dalam jiwa manusia sebagaimana seni ditemukan oleh jiwa manusia di dalam Islam. Seni yang Islami adalah seni yang dapat menggambarkan wujud dalam bahasa yang indah serta sesuai dengan cetusan fitrah. Seni Islam adalah ekspresi tentang keindahan wujud dari sisi pandangan islam tentang alam hidup dan manusia yang mengantar menuju pertemuan sempurna antara kebenaran dan keindahan.