Catatanfakta.com - Anda mungkin berpikir tentang pengalaman belajar di dalam kelas dan lingkungannya ketika belajar atau berbicara tentang sekolah.
Tapi bagaimana dengan aspek lain seperti taman bermain dan ruang serbaguna? Rachael Jamieson-Newton dan Benjamin Newton membawa kita mengenal dunia permainan murid di St Paul's Grammar di Sydney, New South Wales.
St Paul's Grammar adalah sekolah swasta ko-edukasional di pinggiran kota Sydney, di mana murid terlibat dalam model pembelajaran berbasis inkuiri yang mengikuti kurikulum International Baccalaureate (IB).
Baca Juga: Pentingnya Pendidikan Prasekolah bagi Hasil Belajar Murid di Filipina
Empat tahun lalu, para eksekutif sekolah mulai menyelidiki peran aktivitas di luar kelas dalam strategi pembelajaran inkuiri.
Setelah keberhasilan aktivitas berbasis permainan di kelas – terutama dalam hal meningkatkan kepercayaan diri belajar dan kerja sama – para peneliti memutuskan untuk memperluas aktivitas pembelajaran ke taman bermain.
Pendekatan ini bertujuan agar murid dapat mengenali diri mereka sebagai pembelajar aktif di mana pun mereka berada.
Tim peneliti mulai dengan mencatat area bermain yang paling sering digunakan murid, baik dalam maupun luar ruangan. Mereka juga memperkirakan pembicaraan murid tentang rencana permainan sebelum bermain.
Penelitian ini memungkinkan staf sekolah untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kecenderungan alami murid dalam belajar sambil bermain.
Penting untuk membedakan "permainan bebas" yang diinisiasi oleh anak-anak dan "permainan terbimbing" yang dirancang oleh guru untuk tujuan pembelajaran tertentu.
Di ruang kelas, kami menyediakan kesempatan bagi murid untuk bermain terbimbing dan memberi waktu bermain bebas selama istirahat.
Baca Juga: Merajut Pendidikan Berkualitas: Peran Indonesia Teacher Leaders di Canggu Community School
Namun, kami terus merenungkan hal-hal seperti: Siapa yang menentukan permainan dan tempatnya? Berapa banyak pilihan permainan? Aturan apa yang ada? Apakah alat-alat permainan memiliki manfaat tersendiri? Seberapa bebas anak-anak memilih permainan? Sejauh mana mereka memiliki kendali atas peran dalam permainan ini?
Kehadiran ruang bermain yang inklusif menjadi perhatian. Terdapat pengamatan bahwa beberapa murid lebih suka bermain sepak bola dengan kompetitif, menghabiskan banyak ruang gerak dan dibatasi pada angkatan kelas tertentu. Namun, anak-anak juga alami ingin beraktivitas di lapangan terbuka.