edukasi

Kurikulum Merdeka 2025: Transformasi Pendidikan SMA dengan Koding & AI – Apa Dampaknya untuk Siswa?

Jumat, 12 September 2025 | 06:00 WIB
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti,

 

Catatanfakta.com -, Dunia pendidikan Indonesia kembali memasuki babak baru dengan hadirnya Kurikulum Merdeka 2025. Setelah beberapa tahun diujicobakan, kini pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi menerapkan kurikulum ini secara nasional di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA).

Banyak orang tua, guru, hingga siswa bertanya-tanya: apa sebenarnya yang berubah dalam Kurikulum Merdeka 2025? Apakah benar lebih ringan dibanding Kurikulum 2013? Dan bagaimana dampaknya terhadap masa depan pendidikan Indonesia?

Artikel ini akan mengulas secara lengkap perubahan yang terjadi, kelebihan, tantangan, serta strategi bagi siswa dan guru untuk beradaptasi agar siap menghadapi sistem pendidikan terbaru ini.

Baca Juga: Stop Belajar Sistem Kebut Semalam! Ini 5 Cara Ampuh Bikin Ujian Jadi Lebih Mudah


Perubahan Utama dalam Kurikulum Merdeka 2025 untuk Siswa SMA

  1. Mata Pelajaran Lebih Fleksibel
    Siswa SMA kini memiliki kebebasan lebih besar dalam memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan rencana karier mereka. Konsep ini mirip dengan sistem credit semester di perguruan tinggi.

    • Kelas X masih diberikan pelajaran umum untuk dasar pengetahuan.

    • Mulai kelas XI, siswa bisa menentukan peminatan sendiri, misalnya IPA dengan fokus Biologi-Kesehatan atau IPS dengan fokus Ekonomi-Bisnis.

  2. Penguatan Project Based Learning
    Salah satu ciri khas Kurikulum Merdeka adalah adanya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Pada tahun 2025, proyek ini diperluas menjadi lintas mata pelajaran dengan tema beragam, seperti:

    • kewirausahaan,

    • teknologi digital,

    • lingkungan hidup,

    • hingga budaya lokal.

    Proyek ini diharapkan membentuk karakter siswa yang adaptif, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan abad 21.

  3. Sistem Penilaian Lebih Humanis
    Tidak hanya berfokus pada ujian akhir, sistem penilaian siswa SMA kini berbasis pada portofolio, keaktifan di kelas, serta proyek nyata. Ujian Nasional sudah lama dihapus, diganti dengan Asesmen Nasional berbasis literasi dan numerasi.

Halaman:

Tags

Terkini