Emma Puradiredja, ketua Kongres Perempuan III, juga berkontribusi besar dalam penetapan 22 Desember sebagai Hari Ibu. Lahir di Cilimus pada 1902, Emma berasal dari keluarga bangsawan yang memberikan akses pendidikan yang baik.
Baca Juga: Rekor Tertinggi! Perempuan di Senayan Meningkat 22,1% pada Pemilu 2024
"Pendidikan adalah senjata kita untuk meraih hak-hak kita," ungkapnya, menekankan pentingnya pendidikan dalam perjuangan perempuan. Namanya kini diabadikan dalam sebuah rumah sakit bersalin di Bandung, sebagai penghormatan atas dedikasinya.
Melalui perjuangan tokoh-tokoh ini, Hari Ibu Nasional tidak hanya menjadi perayaan, tetapi juga pengingat akan pentingnya kesetaraan gender dan hak-hak perempuan di Indonesia.
Setiap tahun, peringatan ini mengajak kita untuk merenungkan perjalanan panjang yang telah dilalui dan tantangan yang masih harus dihadapi.