Catatanfakta.com - Teori budaya politik Almond dan Powell mencerminkan hubungan antara masyarakat dan pemerintah dalam suatu negara.
Budaya politik dikelompokkan menjadi tiga tipe, yaitu (1) budaya politik parokial, (2) budaya politik subjek, dan (3) budaya politik partisipan.
Dalam konteks Indonesia, sejak tahun 1999 sampai sekarang, budaya politik Indonesia mengalami perubahan yang signifikan, terutama karena transisi dari rezim otoritarian Orde Baru ke demokrasi yang lebih terbuka dan partisipatif.
Baca Juga: Multikulturalisme dalam Era Globalisasi: Sebuah Eksplorasi Lebih Jauh
Secara umum, Indonesia saat ini berada pada kategori budaya politik subjek dengan unsur-unsur budaya politik partisipan yang berkembang.
Budaya Politik Subjek: Budaya politik subjek didasarkan pada kesadaran rakyat mengenai peran pemerintah dan sistem politik, serta memandang diri mereka sebagai subjek pemerintah.
Walaupun tidak secara aktif terlibat dalam mempengaruhi kebijakan dan proses politik, masyarakat memiliki persepsi dan harapan terhadap pemerintah serta mengkritisi kebijakan yang dianggap sebagai tindakan yang kurang efektif atau buruk dalam menangani kepentingan publik.
Baca Juga: Multikulturalisme dalam Era Globalisasi: Memahami Contoh Kehidupan Nyata
Pada periode 1999 hingga sekarang, budaya politik subjek di Indonesia semakin kuat, terutama dengan meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pemilihan umum, baik pemilihan presiden maupun anggota legislatif.
Masyarakat semakin aktif dalam menyampaikan aspirasi dan keinginan mereka melalui saluran yang sah, seperti pemilu, organisasi masyarakat sipil, dan media.
Budaya Politik Partisipan yang Berkembang: Seiring dengan perkembangan demokrasi di Indonesia, elemen-elemen budaya politik partisipan juga semakin berkembang.
Baca Juga: Multikulturalisme dalam Era Globalisasi: Memahami Keragaman di Dunia yang Terhubung
Dalam budaya politik partisipan, masyarakat aktif terlibat dalam proses politik dan memiliki peran dalam pengambilan keputusan.