Catatanfakta.com - Pandangan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin Makassar, Phil Sukri, terkait Erick Thohir sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang dapat memperkuat potensi kemenangan baik Prabowo Subianto maupun Ganjar Pranowo.
Menurut Sukri, Erick Thohir memiliki latar belakang sebagai seorang teknokrat dan profesional, sehingga peluangnya untuk mendampingi semua bakal calon presiden sangat besar.
Namun, karena Erick memiliki afiliasi dengan Presiden Jokowi, maka sulit baginya untuk menjadi cawapres koalisi perubahan.
Baca Juga: BERIKUT JADWAL KUNJUNGAN KERJA PRESIDEN JOKOWI
Survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan bahwa Erick memiliki elektabilitas tertinggi sebagai bakal cawapres, yaitu 14,3 persen, dalam simulasi 24 nama.
Sukri berpendapat bahwa kehadiran Erick dapat memperkuat kemenangan Prabowo dan Ganjar karena dia dianggap mewakili kelompok Nahdlatul Ulama (NU) dan memiliki daya tarik terhadap pemilih dari generasi muda.
Erick dapat memperkuat kemenangan Prabowo dengan dekatnya hubungannya dengan NU, sementara dalam hal memikat pemilih dari generasi muda, Erick dapat menjaga elektabilitas Ganjar agar tidak menurun.
Baca Juga: ANIES JELASKAN PERTEMUANNYA DENGAN GANJAR DI MEKKAH TAK BAHAS KHUSUS MENGENAI POLITIK
Survei LSI juga menunjukkan bahwa ketika Erick berpasangan dengan Ganjar, pasangan tersebut meraih elektabilitas 34 persen, mengungguli pasangan Prabowo dan Muhaimin Iskandar serta pasangan Anies Baswedan dan Khofifah Indar Parawansa.
Begitu pula ketika Erick mendampingi Prabowo, pasangan tersebut juga unggul dengan elektabilitas 34,8 persen atas pasangan Ganjar dan Ridwan Kamil serta pasangan Anies dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Sukri berpendapat bahwa tanpa ada perubahan pola politik, kemungkinan tidak akan ada perubahan signifikan terhadap kandidat bakal calon presiden yang saat ini terfokus pada tiga nama, yaitu Prabowo, Ganjar, dan Anies.
Baca Juga: ANIES PULANG HAJI UCAPKAN TERIMA KASIH PADA AHY
Parpol koalisi akan menjadi penentu cawapres berdasarkan hasil survei LSI, sebagai salah satu parameter bagi koalisi partai politik untuk mencari kombinasi yang berpotensi memenangkan Pilpres 2024.
Perlu dicatat bahwa pendaftaran bakal capres dan cawapres dijadwalkan pada 19 Oktober hingga 25 November 2023, dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan capres dan cawapres harus terpenuhinya persyaratan perolehan kursi di parlemen paling sedikit yakni sekitar 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh sekitar 25 persen dari suara sah secara nasional pada pemilu anggota DPR sebelumnya.