Catatanfakta.com,Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari analis kebijakan asing, Duggan Flanakin, yang menyatakan bahwa peluang Prabowo Subianto untuk menang satu putaran pada pemilu mendatang mencuri perhatian dunia internasional.
Artikel opini yang dimuat di Newsmax pada Rabu (24/1) dengan judul 'Indonesia Presidential Election Matters - Here's Why' mengungkapkan pandangan positif terhadap sosok Prabowo.
Menurut Flanakin, Prabowo dianggap sebagai "pemimpin yang menonjol saat ini dan mewakili peluang terbaik bagi Indonesia untuk mencapai potensinya, baik di tingkat domestik maupun global."
Baca Juga: Pemukiman Setan: Eksperimen Menakutkan Charles Ghozali dalam Heist Horor yang Menggemparkan
Analisis tersebut juga didukung oleh survei terbaru yang menunjukkan elektabilitas Prabowo mencapai 56%, menjadikannya sebagai kandidat yang sangat kuat.*
Dalam tulisannya, Flanakin menyoroti dukungan yang diterima Prabowo dari tokoh-tokoh penting, termasuk aktivis pro-demokrasi Budiman Sudjatmiko dan dukungan tak terduga dari Presiden Joko Widodo.
Dengan dukungan ini, Flanakin yakin bahwa Prabowo memiliki peluang besar untuk memenangkan pemilu dalam satu putaran.
Baca Juga: JUDY (2019): Kisah Melegenda Diva Hollywood Era 60-an yang Mengharukan
"Jika ia berhasil memenangkan lebih dari 50% suara pada putaran pertama tanpa memerlukan kampanye tambahan, hal ini akan memberikan pesan positif tentang persatuan bagi negara dengan populasi terbesar keempat di dunia," tulis Flanakin.
Pentingnya pemilihan Prabowo dalam satu putaran juga disoroti sebagai langkah kunci untuk menjaga stabilitas Indonesia.
Flanakin mencatat bahwa kemenangan Prabowo akan berdampak positif pada persatuan dan kesatuan, sementara juga memberikan sinyal kuat kepada dunia internasional.
Baca Juga: Gibran Tabur Kemanusiaan di Pasar Pharaa Sentani, Warga Papua Bergemuruh Dukungnya!
Selain itu, Flanakin menekankan peran strategis Indonesia dalam ekonomi global.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-15 di dunia, Indonesia memiliki peran yang krusial dalam persaingan antara Amerika Serikat dan Cina di Asia Tenggara.