Catatanfakta.com - Tim ekonomi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar mengkritik pengelolaan ekonomi Indonesia di era Jokowi yang menurut mereka terfokus pada hilirisasi sumber daya alam (SDA).
Tim ekonomi pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar melihat kelemahan kebijakan Presiden Jokowi yang terfokus pada industri padat modal berbasis komoditas.
Mereka percaya bahwa penguatan industri manufaktur padat karya adalah kunci untuk menghadapi resesi global dan menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Sejarah yang Tak Biasa: Seluruh Hakim Konstitusi Dilaporkan Langgar Etik
Pasangan ini menegaskan bahwa strategi tersebut sebenarnya tidak efektif karena harga-harga produksi di sektor tersebut kini tengah melemah.
Industri padat modal juga dinilai kurang berguna dalam menghadapi resesi global karena tidak banyak menyerap tenaga kerja.
Thomas Lembong, juru bicara dan tim ahli ekonomi Anies Baswedan, menilai bahwa pemerintahan Jokowi seharusnya lebih memperhatikan industri manufaktur padat karya, seperti tekstil, barang dari tekstil, furnitur, dan elektronika.
Menurut Lembong, dengan penguatan industri padat karya, potensi resesi global dapat diminimalisir dan sektor jasa yang mencapai 50-55% terhadap PDB bisa diserap oleh pekerja formal.
Baca Juga: Misteri Kerangka Manusia di Hutan Jasinga: Pemilik Kebun Sempat Bertemu Pria Tak Dikenal
Strategi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam penguatan sektor industri padat karya akan menciptakan lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja yang mayoritas informal.
Melalui pendekatan ini, pasangan Anies-Imin berharap perekonomian Indonesia bisa tetap aman serta menjaga daya tahan pertumbuhan meski menghadapi risiko resesi global.