Catatanfakta.com - Lembaga Survei Indonesia (LSI) baru-baru ini merilis hasil survei yang menunjukkan bahwa bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Subianto, telah menyalip Ganjar Pranowo per September 2023 dalam hal elektabilitas.
Dalam simulasi dengan tiga nama calon presiden, Prabowo memimpin dengan 34 persen, sementara Ganjar Pranowo berada di angka 30,4 persen, dengan selisih 3,6 persen, dan capres dari Koalisi Perubahan, Anies Rasyid Baswedan, memperoleh 22 persen.
Hasil ini menunjukkan perubahan signifikan dibandingkan dengan survei Agustus 2023, di mana Ganjar Pranowo unggul dengan 37 persen, dan Prabowo memperoleh 35,3 persen.
Baca Juga: Command Prompt vs. COMMAND.COM: Persamaan dan Perbedaan
Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyatakan bahwa hasil survei ini menunjukkan kedua kandidat, Ganjar dan Prabowo, memiliki dukungan yang kuat, dengan sedikit perubahan dalam tren elektabilitas mereka.
Sehingga, tidak ada perubahan signifikan dalam dukungan untuk ketiga nama jika mereka bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Djayadi menjelaskan bahwa meskipun terdapat penurunan sedikit dalam tren elektabilitas Ganjar dan Prabowo dari Juli ke September 2023, dibandingkan dengan April 2023, posisi keduanya justru mengalami kenaikan.
Sementara itu, Anies Baswedan cenderung mengalami penurunan dalam simulasi dengan tiga nama.
Dalam simulasi dua nama, Djayadi mengungkapkan bahwa peluang terbesar untuk menang ada pada Prabowo, baik dalam pertarungan dengan Ganjar maupun dengan Anies.
Prabowo memiliki peluang menang yang lebih besar dengan persentase yang mencapai 50,2 persen jika berhadapan dengan Anies, dan 45,7 persen jika berhadapan dengan Ganjar.
Djayadi juga menekankan bahwa terdapat peningkatan signifikan dalam keunggulan Prabowo dalam simulasi dua nama, yang mencerminkan perpindahan dukungan dari tiga nama ke dua nama.