Catatanfakta.com - Polemik honorarium Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mencuat setelah video TikTok pengguna @elhasyaaa viral di media sosial.
Dalam cuplikan, terlihat penerimaan uang transportasi sebesar Rp25.000, memicu perdebatan terkait keadilan dan transparansi dalam dana pemilu.
Pengguna TikTok tersebut menyampaikan harapannya untuk menerima Rp50.000 atau bahkan Rp100.000, namun kenyataannya hanya mendapatkan Rp25.000.
Baca Juga: Aksi Penuh Adrenalin Jason Statham dalam Film 'Killer Elite' Malam Ini di TransTV
Video ini memicu ketidakpuasan warganet, yang mengungkapkan perbedaan besaran honor di berbagai daerah.
Titi Anggraini, pengamat politik dari Universitas Indonesia, menekankan perlunya penyelidikan mendalam untuk mencegah skandal lebih besar.
Dia menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pendanaan pemilu.
Baca Juga: Apakah Kisah Film Vina Sebelum 7 Hari Benar-Benar Nyata? Temukan Fakta Terbaru!
KPU merespons perbedaan honor dengan menyatakan korelasinya dengan peraturan daerah dan jarak tempuh.
Namun, pertanyaan warganet terus mengalir terkait standarisasi dan keadilan dalam distribusi honorarium KPPS.
Petugas KPPS memberikan tanggapan bervariasi, sebagian menganggap besaran honor sudah cukup, sementara yang lain menyatakan ketidakpuasan dengan nominal yang dianggap kecil.
Baca Juga: Heboh! Bocoran Terbaru: Xiaomi Pad 7 Pro Bakal Dapat Upgrade Kapasitas Baterai, Apakah Benar?
Pemeriksaan di lapangan menunjukkan perbedaan besaran honor di beberapa daerah, menimbulkan keraguan terkait keadilan distribusi anggaran.
Artikel Terkait
Film Horor Korea "Exhuma" Bakal Menyeramkan Layar Lebar pada Februari 2024
Xiaomi Pad 7 Pro Siap Gemparkan Pasar Global: Teknologi Canggih dengan Desain Cukup menarik Siap Menjadi Tren di 2024!