Catatanfakta.com - Gempa bumi yang mengguncang Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (2/11/2023) dini hari, memicu kerusakan ringan pada sejumlah bangunan dan rumah.
Gempa berkekuatan M 6,3 ini telah dilaporkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan dikonfirmasi bahwa gempa utama diikuti oleh dua kali gempa susulan.
Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Baca Juga: Manchester United Tersingkir dari Carabao Cup oleh Newcastle United
Kerusakan ringan pada bangunan akibat gempa bumi yang melanda Kupang menjadi peringatan bagi kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana.
Saat sebuah gempa terjadi, yang harus kita pahami adalah bahwa hal ini bukan hanya dilakukan oleh pemerintah daerah atau pusat, tetapi juga masyarakat di sekitarnya.
Sebagai contoh, dalam situasi gempa bumi seperti ini, akan sulit bagi sebuah pemerintah untuk mengidentifikasi setiap bangunan yang mengalami kerusakan tanpa bantuan dari masyarakat sekitar.
Baca Juga: Mengenal Saldo Minimal Rekening Tabungan di Beberapa Bank Populer Indonesia
Oleh karena itu, adanya relawan warga yang mau turut serta dalam proses identifikasi dan evakuasi sangat diperlukan.
Keterlibatan mereka sejatinya menjadi salah satu bentuk kesiapsiagaan yang nyata di tengah situasi bencana.
Kesadaran untuk turut serta dalam upaya kesiapsiagaan bencana, seperti gempa bumi, sebenarnya bisa dikembangkan melalui kegiatan seperti pelatihan penanggulangan bencana dan simulasi bencana.
Baca Juga: Siap-siap! BCA Akan Tutup Rekening dengan Saldo Rp 0, Segera Lakukan Transaksi!
Hal ini akan membantu masyarakat memahami langkah-langkah yang harus diambil saat situasi darurat terjadi, sehingga mereka tidak hanya mengandalkan instansi terkait.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Prioritaskan Investor Dalam Negeri di Proyek IKN
Presiden Jokowi Angkat Bicara Soal Pencopotan Baliho Ganjar-Mahfud Saat Kunjungannya ke Bali