Dalam surat tersebut, ia meminta maaf karena tidak bisa menjadi sekuat yang ibunya harapkan.
Ia juga berbicara tentang kado ulang tahun untuk ibunya yang akan dikirimkan kepada seorang teman, dan berterima kasih kepada ibunya karena selalu peduli dan memikirkannya.
Baca Juga: Projo Pindah ke Kertanegara Setelah Rakernas Selesai
Surat itu ditutup dengan permintaan doa dan permohonan maaf kepada sang ibu, dengan kata-kata "Jangan lupa berdoa buat aku ya, sekali (lagi) maaf Mih, aku nyerah."
Pihak Universitas Negeri Semarang (Unnes) turut berduka atas kehilangan salah satu mahasiswinya.
Nama Nadaa Jiilaana Waffiananda menjadi perbincangan hangat di media sosial, memicu diskusi tentang pentingnya mendukung kesehatan mental dan memberikan perhatian pada orang-orang yang mungkin membutuhkannya.
Baca Juga: Aqua Beri Permintaan Maaf dengan 2 Galon Air Mineral Gratis Setelah Ditemukan Cacing
Kasus ini memberikan pengingat yang penting tentang kompleksitas masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya.
Dalam saat-saat sulit seperti ini, menjadi sangat penting untuk memahami dan mendukung satu sama lain, serta mencari bantuan profesional ketika diperlukan.
Semoga kasus ini dapat membantu meningkatkan kesadaran akan masalah kesehatan mental dan mendorong langkah-langkah lebih lanjut untuk membantu individu yang membutuhkan.
Artikel Terkait
Keunikan Budaya: Sebuah Pemahaman tentang Manusia Oleh Koentjaraningrat
Tambahan Uang Rp500 Ribu untuk PNS, Keputusan Menkeu Sri Mulyani yang Membuat PNS Bersyukur
Bendungan Lau Simeme: Prestasi dan Kontroversi yang Memikat Sumatera Utara