Penelitian dari University of Alberta menunjukkan bahwa aktivitas korteks motorik—bagian otak yang mengontrol gerakan—lebih tinggi di malam hari dibanding siang hari.
Selain itu, riset lain yang dipublikasikan dalam Thinking & Reasoning Journal menemukan bahwa orang lebih kreatif saat jam biologis mereka sedang “off-peak,” atau di luar jam produktivitas normal.
Artinya, ketika sebagian besar orang lelah di malam hari, otak justru lebih bebas menghasilkan ide karena kontrol logika menurun.
Akibatnya, pikiran jadi lebih liar, imajinasi meningkat, dan ide-ide segar lebih mudah muncul.
Pengaruh Lingkungan Malam terhadap Otak
Selain faktor biologis, lingkungan malam yang cenderung tenang juga memengaruhi aktivitas otak.
Minim gangguan suara, cahaya yang redup, serta berkurangnya aktivitas sosial membuat otak lebih mudah fokus.
Beberapa pekerja kreatif dunia bahkan mengakui bahwa karya terbaik mereka lahir di malam hari.
Misalnya, penulis terkenal Franz Kafka dan musisi Ludwig van Beethoven lebih banyak bekerja di malam yang hening.
Baca Juga: LinkedIn 2025: 10 Skill Paling Dicari Perusahaan Global, Wajib Dikuasai Pekerja Modern
Risiko Kesehatan Jika Terlalu Aktif di Malam Hari
Meski otak bisa lebih aktif, aktivitas berlebihan di malam hari bukan tanpa risiko. Begadang kronis dapat menyebabkan:
Gangguan metabolisme (obesitas, diabetes)
Penurunan kualitas tidur
Gangguan kesehatan mental (depresi, kecemasan)
Artikel Terkait
Literasi Digital 2025: 7 Cara Cerdas Hindari Hoaks di Media Sosial, Nomor 5 Sering Terlewat!
Terungkap! Subsidi Kuota 2025 ? Apakah Cukup untuk Mengatasi Tantangan Belajar Online di Indonesia Ini Dampaknya bagi Siswa Pelosok!