- Teori kritis dilihat dari persfektif filsafat sosial
Teori kritis ialah ilmu sosial yang berusaha untuk mempertimbangkan kesusahan dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat setempat atau tertentu.
Dengan cara melihat dan menjelaskan penderitaan dan ketidakadilan itu sebagai akibat konflik struktural tertentu dalam satu tatanan sosial yang ada.
Atas hal ini, teori kritis memiliki peran edukasi dimana fungsi ilmuwan sosial bukan hanya memberikan pengetahuan tentang fenomena sosial serta menjelaskan kondisi sosial yang manipulatif akan tetapi juga memberi penjelasan kepada para pelaku sosial sehingga dengan menyadari kondisi dan situasi sosial yang mereka alami, mereka sendiri dapat mengubah kondisi yang tidak diinginkan melalui dialog antara ahli ilmu yang memberi pencerahan dan menentukan arah dengan masyarakat yang diharapkan dapat mengubah dan memenuhi kehidupan yang mereka inginkan.
Teori kritis bersumber dari tradisi filsafat Jerman. Filsafat Kant disebut dengan filsafat kritis karena pemikirannya yang mengkritik pandangan empirisme dan rasionalisme sebagai dua pandangan yang bertentangan dalam filsafat terutama sejak renaisans dan pencerahan.
Kemudian Kant menyatakan bahwa kedua pandangan ini bertepuk sebelah tangan/berat sebelah. Kant berusaha menganalisis syarat-syarat serta batas-batas kemampuan rasional manusia serta dimensinya yang murni teoritis dan praktis-etis dengan menggunakan rasio itu sendiri.
Selain Kant, teori kritis sejak di bawah kendali horkheimer mengembangkan teori sosial interdisipliner yang berfungsi sebagai instrumen transformasi anggota sosial. Apalagi setelah Jurgen Habermas (pada tahun 1980-an) masuk dan menjadi anggota mazhab Frankfurt.
Atas dasar ini, teori kritis kembali mendekatkan sosiologi dengan filsafat sosial kembali mengembangkan teori sosial seperti sebelum munculnya positifisme.
Munculnya batas-batas yang tegas pada bidang-bidang ilmu ini berkaitan dengan cara pandang baru para ilmuwan tentang ilmu pengetahuan, sebagai pengaruh perkembangan pemikiran dalam filsafat ilmu pengetahuan seperti: teori kritis, Poststrukturalisme dan postmodernisme.
Dan teori-teori tersebut dikembangkan Perancis melalui pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
Cara tersebut menunjukkan adanya sistematika dan hierarki ilmu yang sangat jelas, di mana ada satu fondasi dan metode yang dipercayai untuk menjelaskan realita sebagaimana faktanya.
Baca Juga: Kelebihan Dan Kelemahan Metodologi Etnografi Apabila Digunakan Sebagai Dasar Penelitian
Selain Kant, masih banyak lagi pengaruh-pengaruh dari ilmuwan lain, seperti pengaruh Hegel yang juga sangat besar, pengaruh perkembangan pemikiran Mazhab Frankfurt dan Habermas yang sudah berkembang sejak lama.