edukasi

Terungkap! Subsidi Kuota 2025 ? Apakah Cukup untuk Mengatasi Tantangan Belajar Online di Indonesia Ini Dampaknya bagi Siswa Pelosok!

Jumat, 12 September 2025 | 09:00 WIB
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti SMK Muhammadiyah Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa (9/9/2025). (Tangkapan layar)

 

 

1. Latar Belakang Kebijakan Subsidi Kuota

Sejak pandemi COVID-19, pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa kebijakan subsidi kuota internet agar pendidikan daring tidak terhambat oleh biaya data yang tinggi. 

Memasuki 2025, subsidi ini diperbarui dalam bentuk paket kuota internet yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, mahasiswa, guru, dan dosen, dengan harapan lebih tepat sasaran dan lebih merata.

Kebijakan ini merupakan bagian dari strategi digitalisasi pendidikan dan mendukung visi pendidikan 4.0. (Catatan: data resmi volume subsidi 2025 masih dalam tahap penyusunan/diskusi publik)

Baca Juga: Stop Belajar Sistem Kebut Semalam! Ini 5 Cara Ampuh Bikin Ujian Jadi Lebih Mudah


2. Sejauh Mana Belajar Online Efektif dengan Subsidi Kuota?

a. Dampak Positif

  • Pengurangan beban biaya bagi siswa dan orang tua: subsidi kuota membantu menutupi kebutuhan akses ke platform pembelajaran daring seperti Google Classroom, Zoom, WhatsApp, dan platform EdTech lokal.

  • Memperluas jangkauan akses, terutama di daerah yang sebelumnya sangat terbatas dalam hal biaya koneksi.

  • Motivasi belajar meningkat pada siswa yang sebelumnya sering terhenti aktivitas belajarnya karena kuota habis.

Baca Juga: Banjir Hebat di Denpasar Bali Sorotan Media Asing: 6 Tewas dan Akses Lumpuh

b. Hambatan & Dampak Negatif

  • Ketimpangan akses infrastruktur internet: Meski subsidi tersedia, banyak daerah terpencil atau daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar) masih belum memiliki jaringan internet stabil dan berkualitas. Laporan UNICEF menyebut bahwa akses internet yang memadai belum merata, apalagi perangkat digital seperti laptop/tablet.

  • Perangkat belajar yang tidak memadai: Beberapa siswa harus bergantian ponsel dengan anggota keluarga, tidak punya komputer atau tablet, sehingga sulit mengikuti pembelajaran daring yang memerlukan multi-tasking atau input multimedia. 

  • Kualitas jaringan & sinyal: Gangguan stabilitas sinyal, kuota cepat habis jika video materi panjang, dan keterlambatan transfer materi karena koneksi buruk.

  • Motivasi dan interaksi yang terbatas: Karena interaksi dengan guru dan teman lebih sedikit, banyak siswa merasa kurang fokus, bosan, atau merasa kurang dipahami. 

Baca Juga: Banjir Besar Terjang Denpasar, Media Asing Sorot Dampak dan Korban


3. Ketimpangan Akses Internet & Dampaknya

  • Di daerah pedesaan dan pulau-terluar, kecepatan internet sering jauh di bawah standar urban. Hal ini membuat subsidi kuota kurang efektif karena walau ada data, tidak bisa dipakai secara optimal.

Halaman:

Tags

Terkini