Catatanfakta.com - Bangsa Indonesia telah lama dikenal dengan keanekaragaman etnis, budaya, dan agama yang bersatu dalam negara yang luas.
Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" bukanlah sekadar kata-kata, melainkan prinsip persatuan yang mengikat kita bersama.
Namun, dalam konteks ini, masih ada beberapa isu serius yang perlu diselesaikan - etnosentrisme, prasangka, dan diskriminasi.
Baca Juga: Jejak Koentjaraningrat: Mendalami Enam Karakter Budaya dalam Kajian Manusia
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menganggap budaya sendiri lebih superior dibandingkan yang lain.
Ini bisa menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.
Contohnya, ada individu yang beranggapan bahwa menikah hanya dengan individu dari budaya yang sama adalah suatu keharusan.
Prasangka, atau stereotip negatif, adalah penilaian negatif terhadap sesuatu tanpa pemahaman yang memadai.
Baca Juga: Kekuatan Budaya Manusia: Pandangan Mendalam dari Perspektif Koentjaraningrat
Ini bisa menghasilkan perilaku negatif.
Seorang individu yang kaya tetapi jarang terlibat dalam aktivitas sosial mungkin dianggap pelit atau kikir.
Diskriminasi, pada dasarnya, adalah tindakan konkret yang didasarkan pada prasangka.
Ini bisa mencakup perlakuan berbeda terhadap kelompok masyarakat berdasarkan berbagai faktor seperti warna kulit, etnisitas, agama, atau kelas sosial.