Program-program Ditsuslat mendukung peserta didik dalam mengembangkan kompetensi mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.
Industri kosmetik juga memiliki peran penting dalam mendukung kompetensi siswa kursus tata rias.
Relation Manager PT Vitapharm (Viva Cosmetics), Indah Agustiawati, menekankan pentingnya memiliki kompetensi di bidang tata rias.
Ia menyatakan bahwa siapa pun dapat menjadi MUA jika memiliki kompetensi dan mengikuti uji kompetensi yang ketat. PT Vitapharm pun berperan dalam membantu pengembangan kursus MUA di berbagai Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).
Baca Juga: Penguatan Dasar Ilmu Al-Qur'an, Materi Pembuka Perkuliahan Peserta PDU Kec. Ciawai Ke-2
Sertifikat kompetensi juga memiliki dampak positif. Ketua Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Tata Rias Pengantin, R. A. Kanas Kosasih Koesoemadinata, dapat diubah menjadi:
Pimpinan Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) Tata Rias Pengantin, R. A. Kanas Kosasih Koesoemadinata, menekankan bahwa sertifikasi kompetensi membangun kepercayaan masyarakat terhadap lulusan kursus tata rias pengantin.
Dalam testimoninya, Putri Citra Pratiwi mencatat bahwa kursus MUA telah mengubah jalan hidupnya.
Baca Juga: Mengubah Masa Depan Literasi: Kemendikbudristek dan Program 'Merdeka Belajar
Dari seorang ibu rumah tangga biasa, ia berhasil mengembangkan bisnis pernikahan yang menghasilkan ratusan juta rupiah setiap bulan.
Maulana Yusuf Al Muzaki juga adalah contoh sukses, dengan bisnisnya sendiri dan prestasi dalam kompetisi MUA.
Maulana dan Putri adalah bukti hidup bahwa kursus tata rias bukan hanya memberikan keterampilan, tetapi juga membuka peluang besar untuk sukses dalam karier.
Baca Juga: Pendidikan Indonesia Bisa Ditingkatkan Kualitasnya Dengan Sertifikasi Guru
Mereka adalah inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus mengembangkan potensi diri mereka. Semua ini dimulai dengan satu langkah sederhana: mengambil kursus tata rias.