Catatanfakta.com - Pemerintah Indonesia baru-baru ini membangun bendungan kering pertama di Tanah Air, yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, seluas 39,4 hektar. Berbeda dengan bendungan biasa, bendungan kering ini tidak digunakan untuk irigasi atau sebagai irigasi.
Sumber air bersih yang fungsi utamanya untuk mengendalikan banjir di wilayah metropolitan Jakarta, sebagai bendungan kering hanya terisi air pada musim hujan dan tetap kering pada musim kemarau.
Proyek bendungan kering di Jabar menelan biaya Rp1,3 triliun, menurut situs resmi pemerintah, pu.go.id. Dengan volume tampungan 6,05 juta meter kubik dan luas permukaan 39,4 hektar, bendungan kering ini mampu mengurangi debit banjir mencapai 111,75 meter kubik per detik.
Baca Juga: Bendungan Lau Simeme: Prestasi dan Kontroversi yang Memikat Sumatera Utara
Bendungan kering pertama di Indonesia telah resmi diresmikan pada tahun 2021 dengan nama Bendungan Ciawi.
Meski memakan biaya besar, namun proyek ini akan berperan penting dalam mitigasi risiko banjir, terutama saat kondisi cuaca ekstrem yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya.
Pembangunan bendungan kering pertama di Indonesia menunjukkan komitmen pemerintah terhadap strategi pengendalian banjir komprehensif yang mencakup solusi inovatif.
Baca Juga: Krisis Air di Bendungan Katulampa: BMKG Mengingatkan Bahaya Musim Kemarau Kering
Pendekatan ini ideal, terutama ketika mempertimbangkan semakin kompleks dan menantangnya kejadian cuaca yang akan datang di wilayah tersebut dan perlunya perlindungan yang ketat. daerah berpenduduk dari dampak yang parah.
Secara keseluruhan, pembangunan bendungan kering pertama di Indonesia di Jawa Barat dengan biaya sebesar Rp1,3 triliun memberikan contoh yang sangat baik tentang bagaimana pemerintah berupaya memitigasi risiko banjir di wilayah yang rawan banjir bandang.
pemerintah berinvestasi dalam solusi inovatif untuk mencapai tujuan penting lingkungan hidup dan melindungi keselamatan dan kesejahteraan warga dalam jangka panjang.