Isu DPR, Korupsi, dan Kepercayaan Publik yang Runtuh
Selain demo, isu tunjangan perumahan untuk anggota DPR dan kasus korupsi yang menyeret pejabat pemerintah memperburuk psikologis pasar.
“Isu-isu politik ini memicu ketidakpastian dan membuat rupiah tidak punya ruang untuk menguat,” tambah Ibrahim.
Baca Juga: Media Asing Soroti Indonesia: Protes Tunjangan DPR & Brutalitas Polisi Kian Memanas
Faktor Eksternal: The Fed, Trump, dan Perang Rusia-Ukraina
Dari sisi global, rupiah juga menghadapi tekanan besar. Pertumbuhan ekonomi AS melampaui ekspektasi dengan ekspansi PDB kuartal II sebesar 3,3%.
Klaim pengangguran juga turun, memperkuat dolar AS.
Sementara itu, konflik geopolitik kian memanas:
-
Donald Trump menggugat Gubernur The Fed Lisa Cook atas isu pemecatan kontroversial.
-
Rusia meluncurkan serangan baru ke Kyiv, memicu kecaman internasional.
-
India dikenakan tarif tambahan 25% oleh AS akibat perdagangan minyak dengan Rusia.
Kondisi ini memperkuat posisi dolar dan menekan rupiah lebih dalam.
Baca Juga: Ahmad Sahroni Tak Minta Maaf, Malah Balas Kritik Netizen: 'Rakyat Tolol' Masih Jadi Sorotan
Kesimpulan: Rupiah Terjepit di Tengah Gejolak
Nilai tukar rupiah hari ini mencerminkan rentannya ekonomi Indonesia terhadap isu politik dan sosial dalam negeri. Insiden demo yang menimbulkan korban jiwa, isu tunjangan DPR, hingga korupsi pejabat menjadi kombinasi yang memperlemah kepercayaan pasar.
Dengan sentimen global yang juga tidak mendukung, analis memperkirakan rupiah masih sulit keluar dari tekanan dalam waktu dekat.