Garut, Catatanfakta.com - Sebuah revolusi baru terjadi di Ponpes Al-Jauhari Garut. Tidak lagi hanya fokus pada pengajaran agama, pondok pesantren ini telah beralih menjadi tempat penjaga api peradaban dalam melawan musuh baru: kemiskinan dan kebodohan. Pandangan unik ini datang dari perspektif sejarah dan perkembangan pesantren modern.
Dahulu, pondok pesantren berperan dalam melahirkan pejuang kemerdekaan. Namun, di era sekarang, Wapres K.H. Ma’ruf Amin memandang bahwa musuh sebenarnya adalah kemiskinan dan kebodohan.
Pesantren Al-Jauhari Garut menjadi garda terdepan dalam melatih "mujahid ekonomi" untuk mengatasi dua masalah ini.
Baca Juga: Pesantren sebagai Lembaga Pemberdayaan Ekonomi: Mencetak Mujahid-Mujahid Baru untuk Indonesia Maju
Wapres menegaskan pentingnya peran pesantren dalam mengakselerasi ekonomi masyarakat. Ia menekankan pentingnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai senjata utama para mujahid ekonomi.
Pesantren yang dahulu hanya dikenal sebagai pusat keilmuan agama, kini menjadi wadah yang merangkul aspek ekonomi.
Melalui peringatan Maulid Ke-18 Ponpes Al-Jauhari, pesan ini ditegaskan kembali. K.H. Jujun Junaedi, Pimpinan Umum Ponpes, berharap agar pesantren ini menjadi pusat kemajuan dan kebaikan.
Baca Juga: Ma'rfu Amin: Lulusan pesantren berpotensi mengisi berbagai sektor peran penting
Para santri diharapkan menjadi sosok yang tidak hanya saleh dalam agama, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap masyarakat sekitar.
Pandangan ini juga berimplikasi dalam pembangunan nasional. Wapres Ma’ruf Amin menyebut pesantren sebagai pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat, baik dalam sektor keuangan maupun riil. Di tengah target Indonesia Emas 2024, pesantren Al-Jauhari Garut dilihat sebagai tempat pelatihan calon penggerak ekonomi yang mampu mendukung cita-cita bangsa.
Hadirnya tokoh-tokoh penting dalam acara ini, termasuk Bupati Garut Rudy Gunawan dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), menunjukkan bahwa perubahan paradigma ini telah mendapat dukungan luas.
Baca Juga: Iwan Setiawan Dorong Peserta LKKT II Katar Kab Bogor, Pemimpin Berjiwa Entrepreneur
Pesantren Al-Jauhari bukan lagi sekadar lembaga pendidikan agama, melainkan basis pengembangan ekonomi yang mampu meretas masalah kemiskinan dan kebodohan di akar.
Dalam mengubah fokus pesantren, Wapres menggarisbawahi nilai-nilai cinta kepada Allah, Rasul, dan tanah air.
Artikel Terkait
Metode Montessori: Melampaui Batasan Pembelajaran Konvensional
Inovasi Digital di Dunia Pendidikan: Microcredential CS50X Indonesia-Harvard University Membuka Pintu Peluang
PANtura: Panggung Keakraban dan Prestasi di Ulang Tahun ke-25 Partai Amanat Nasional
Pesantren sebagai Lembaga Pemberdayaan Ekonomi: Mencetak Mujahid-Mujahid Baru untuk Indonesia Maju
Mahasiswa S1 Bisa Lulus Tanpa Beban Skripsi, Syaratnya Ini ...