catatanfakta.com - Nilai tukar rupiah kembali melemah di awal perdagangan Jumat (7/11/2025). Berdasarkan data Bloomberg pukul 10.18 WIB, rupiah berada di level Rp16.713 per dolar Amerika Serikat (AS), turun 0,07 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Sejumlah mata uang regional juga mengalami pelemahan seiring dengan penguatan dolar AS di pasar global. Won Korea Selatan tercatat menjadi mata uang dengan penurunan terdalam di Asia setelah merosot 0,34 persen, disusul peso Filipina yang turun 0,20 persen dan dolar Taiwan yang terkoreksi 0,15 persen.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menilai pelemahan rupiah masih dalam batas wajar karena dipicu sentimen global. “Penguatan dolar AS saat ini lebih disebabkan oleh ekspektasi bahwa The Fed akan menahan suku bunga lebih lama. Ini membuat arus dana cenderung keluar dari negara berkembang,” ujarnya kepada catatanfakta.com
Baca Juga: Purbaya Pasang Target Bunga 6–8%: Sinyal Prabowo Gaspol Percepat Ekonomi Nasional
Meski rupiah tertekan, pasar saham Indonesia justru menunjukkan optimisme. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,20 persen atau naik 16,74 poin ke posisi 8.353,802 pada awal perdagangan.
Pengamat pasar modal, Ariston Tjendra, menilai pergerakan IHSG yang positif menandakan pelaku pasar masih percaya terhadap fundamental ekonomi Indonesia. “Investor melihat potensi pertumbuhan ekonomi domestik masih kuat meski tekanan eksternal cukup tinggi,” kata Ariston.
Data RTI mencatat sejak pembukaan di level 8.346,575, IHSG sempat menyentuh titik tertinggi di 8.356,397 dan terendah di 8.332,601. Hingga sesi pagi, sebanyak 248 saham menguat, 206 saham melemah, dan 211 saham tidak berubah. Volume transaksi tercatat 2,86 miliar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp1,74 triliun dari 224.139 kali transaksi.
Baca Juga: Rekap Politik Global 2025: Gelombang Geopolitik dan Ekonomi — Dampaknya untuk Indonesia Emas
Meski pergerakan rupiah belum stabil, pelaku pasar tampak masih menaruh harapan pada kebijakan moneter dan fiskal pemerintah yang mampu menjaga daya tahan ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Siapkan 6 Stimulus Ekonomi, Diskon Tol hingga Bantuan Upah Mulai 5 Juni
Dari Bengkel ke Parlemen: Kisah Marselinus 'Bapak Bioflok' yang Ubah Wajah Ekonomi Warga Sulteng
Bupati Bogor Resmikan Gedung Vinus Empowerment Space, Wujud Dukungan Pemberdayaan Pemuda dan Inovasi Ekonomi
Ekonomi Australia Melambat Tajam di Kuartal I 2025, Terancam Resesi Per Kapita
BI Dorong Spin Off Unit Usaha Syariah Jadi Bank Syariah Mandiri, Dorong Ekonomi Syariah Tumbuh