Jakarta, CatatanFakta.com – Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkapkan sederet strategi jangka pendek guna menekan kenaikan harga beras yang kembali melonjak pada awal September 2025.
Kebijakan ini ditempuh sebagai langkah darurat mengingat harga beras di sejumlah pasar tradisional sudah menembus level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa pemerintah tidak bisa membiarkan harga beras terus melambung karena akan berdampak langsung pada daya beli masyarakat.
“Kami menyiapkan sejumlah strategi cepat agar harga beras kembali stabil tanpa merugikan petani,” ujarnya dalam keterangan pers.
Baca Juga: Dampak Harga Beras Naik: Warteg dan UMKM Mengeluh Biaya Produksi Membengkak
Langkah Strategi Jangka Pendek Bapanas
Beberapa strategi yang disiapkan antara lain:
-
Operasi Pasar Serentak – Bapanas bersama Bulog menggelontorkan stok beras medium di berbagai daerah rawan kenaikan harga.
-
Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) – Program distribusi beras murah di pasar tradisional dan ritel modern untuk menekan disparitas harga.
-
Pengendalian Distribusi – Memastikan jalur distribusi tidak terhambat dari gudang Bulog hingga pasar, termasuk memotong rantai pasok yang terlalu panjang.
-
Koordinasi dengan Pemda – Melibatkan pemerintah daerah untuk memantau harga beras di tingkat pasar agar intervensi lebih cepat dilakukan.
-
Penyaluran Bantuan Pangan – Pemerintah mempercepat pembagian beras bantuan kepada keluarga penerima manfaat (KPM) untuk menjaga daya beli masyarakat miskin.
Baca Juga: Petani Untung atau Buntung di Balik Kenaikan Harga Beras Tahun Ini?
Dampak yang Diharapkan
Dengan strategi ini, Bapanas berharap harga beras bisa turun secara bertahap dalam dua pekan ke depan.
Artikel Terkait
Peta SMA Unggulan di Kabupaten Bogor 2025: Gunungputri, Citeureup, hingga Cibinong Didominasi Akreditasi A
PPP Kabupaten Bogor Gelar Madrasah Kader Partai Angkatan III, Cetak Kader Muda Militan