Petani Untung atau Buntung di Balik Kenaikan Harga Beras Tahun Ini?

photo author
- Sabtu, 6 September 2025 | 12:30 WIB
mediakepri.co.id ekonomi beras dan telur
mediakepri.co.id ekonomi beras dan telur

 

Harga Beras Naik Lagi, Siapa yang Sebenarnya Diuntungkan?

Catatanfakta.com -, Harga beras di Indonesia kembali mencetak rekor kenaikan sepanjang tahun ini.

Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) menunjukkan rata-rata harga beras medium telah menembus Rp14.000 per kilogram, sementara beras premium mencapai Rp17.000 per kilogram.

Kenaikan ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah petani benar-benar merasakan untung, atau justru buntung akibat biaya produksi yang melambung?

Baca Juga: Pemerintah Keluarkan Opsi Impor, Benarkah Solusi Atasi Harga Beras yang Terus Naik?

Fakta di Lapangan: Petani Belum Tentu Untung

Meski harga beras di pasar naik, banyak petani mengaku tidak sepenuhnya menikmati keuntungan. Penyebabnya antara lain:

  1. Kenaikan Harga Pupuk & Pestisida
    Harga pupuk subsidi yang terbatas membuat petani harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga lebih mahal. Biaya pestisida juga meningkat, sehingga ongkos produksi ikut melonjak.

  2. Ketergantungan pada Tengkulak
    Petani kecil masih bergantung pada tengkulak untuk menjual gabah. Seringkali, harga gabah yang dibeli tengkulak jauh lebih rendah dari harga pasar.

  3. Biaya Tenaga Kerja & Sewa Lahan
    Upah buruh tani serta biaya sewa lahan terus meningkat, sehingga margin keuntungan petani semakin tipis.

Baca Juga: Stok Beras Menipis, El Nino Disebut Jadi Penyebab Utama Kenaikan Harga

Siapa yang Paling Untung?

Kenaikan harga beras justru lebih banyak dirasakan oleh pelaku distribusi dan pedagang besar. Mereka memiliki akses langsung ke pasar serta mampu mengendalikan pasokan.

Sementara itu, konsumen menanggung beban terbesar dengan harga beras yang makin memberatkan kebutuhan pokok rumah tangga.

Baca Juga: Harga Beras September 2025 Melonjak, Ini Penyebab Utama di Pasar Tradisional

Dampak Sosial dan Ekonomi

  • Konsumen: Daya beli masyarakat menurun, terutama kelas menengah ke bawah.

  • Pemerintah: Harus menggelontorkan anggaran lebih besar untuk subsidi pangan dan bantuan sosial.

  • Petani: Berada di persimpangan—untung di atas kertas, buntung di lapangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dhea Rahma Sari

Sumber: Catatanfakta.com

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X