Baca Juga: Cinta, Takdir, dan Rahasia yang Terkuak di Kroasia
Bagi Anda yang ingin menyaksikan langsung pertunjukan ini sekaligus menikmati kekayaan budaya Pacu Jalur, perjalanan dimulai dari Jakarta dengan terbang ke Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Dari sana, perjalanan darat sejauh 180 kilometer menuju Kuantan Singingi bisa ditempuh dalam waktu 4-5 jam menggunakan mobil.
Fasilitas penginapan di Kuansing memang belum semewah kota besar, namun cukup untuk para pelancong yang ingin menyatu dengan nuansa lokal. Beberapa hotel sederhana dan losmen tersedia, namun dengan melonjaknya minat masyarakat, disarankan untuk memesan akomodasi jauh-jauh hari sebelum Agustus tiba.
Pacu Jalur sendiri merupakan lomba dayung tradisional yang menggunakan perahu panjang, digerakkan oleh puluhan pendayung, dan digelar di Sungai Batang Kuantan. Kompetisi ini bukan sekadar lomba, tapi menjadi bagian dari identitas budaya Melayu Riau yang diwariskan turun-temurun.
Baca Juga: Kisah Wanita Muda yang Lompat dari Lantai 19
Kini, dengan tambahan semangat dari dunia luar, Pacu Jalur bukan hanya ajang perlombaan, melainkan panggung budaya yang membentang dari akar lokal hingga sambungan global. Dan ketika Melly Mike mengangkat mikrofon di atas panggung, disambut dengan sorakan ribuan warga Kuansing di pinggir sungai, sejarah baru akan tercipta—antara tradisi, teknologi, dan tarikan nada dari belahan dunia yang jauh.
Jadi, siap-siaplah. Pacu Jalur 2025 bukan sekadar festival. Ia adalah perayaan budaya, identitas, dan kolaborasi lintas batas yang tak akan terlupakan.
Artikel Terkait
Kakap Merah vs Salmon, Siapa Raja Gizi Laut yang Sebenarnya?
Tutupnya Gold’s Gym, Peringatan Keras Agar Konsumen Tak Mudah Tergiur Promo