Dari Dikejar dengan Hadiah Jutaan Dolar ke Peracik Kopi, Perjalanan Umar Patek Eks Gembong Teroris

photo author
- Kamis, 5 Juni 2025 | 12:00 WIB
Umar Patek, mantan militan berusia 58 tahun yang membantu merakit bom seberat satu ton yang menewaskan 202 orang dalam pengeboman klub malam di Bali tahun 2002, membawa secangkir kopi di sebuah kafe di Surabaya, Jawa Timur. Source FOTO:REUTERS
Umar Patek, mantan militan berusia 58 tahun yang membantu merakit bom seberat satu ton yang menewaskan 202 orang dalam pengeboman klub malam di Bali tahun 2002, membawa secangkir kopi di sebuah kafe di Surabaya, Jawa Timur. Source FOTO:REUTERS

Catatanfakta.com -, Jakarta – Nama Hisyam Bin Alizein mungkin asing bagi banyak orang, tapi kalau disebut Umar Patek alias Umar Arab, sejumlah masyarakat pasti pernah mendengarnya—dan mungkin juga merinding. Umar Patek adalah salah satu nama besar dalam dunia terorisme di Indonesia, terutama terkait Bom Bali 2002 yang menewaskan ratusan korban jiwa.

Pria kelahiran 20 Juli 1966 ini dikenal luas sebagai komandan lapangan pelatihan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI). Perannya sangat vital sebagai asisten koordinator lapangan dalam serangan bom mematikan itu. Umar Patek bahkan memiliki banyak alias, seperti Pak Patek, Hisyam, Umar Kecil, Abu Syekh, hingga Zacky.

Setelah Bom Bali meledak, Umar Patek masuk daftar buronan internasional paling dicari. Empat negara—Indonesia, Amerika Serikat, Australia, dan Filipina—berburu keberadaannya. Amerika Serikat bahkan memasang hadiah hingga US$1 juta atau sekitar Rp16 miliar untuk informasi yang membawanya tertangkap.

Baca Juga: Siap-siap Tersengat Panas, BMKG Catat Suhu Ekstrem di Sejumlah Kota Besar

Rekan sejawatnya, Dulmatin, yang juga gembong teroris, dihargai bahkan lebih tinggi, yakni US$10 juta. Dulmatin tewas dalam penggerebekan polisi di Ciputat pada 2011, dan setelah itu, Umar Patek dianggap sebagai pengganti posisi penting tersebut dalam jaringan JI.

Umar Patek dikenal sebagai sosok cerdas yang pandai menyusun strategi perang dan penyamaran. Namun, nasibnya berubah ketika ia ditangkap di Kota Abbotabad, Pakistan pada akhir Januari 2011, empat bulan setelah kematian Osama bin Laden di tempat yang sama.

Setelah penangkapan, Umar Patek diekstradisi ke Indonesia dan diadili atas keterlibatannya dalam sejumlah aksi teror, termasuk Bom Bali I dan bom malam Natal tahun 2000. Pada 21 Juni 2012, Pengadilan Negeri Jakarta Barat menjatuhkan vonis 20 tahun penjara untuknya.

Baca Juga: BI Dorong Spin Off Unit Usaha Syariah Jadi Bank Syariah Mandiri, Dorong Ekonomi Syariah Tumbuh

Dua tahun kemudian, di Lapas Kelas I Surabaya, Patek melakukan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada momen Hari Kebangkitan Nasional 2015. Ia resmi bebas pada 7 Desember 2022 dan kini berstatus klien pemasyarakatan, dengan kewajiban mengikuti program pembimbingan hingga April 2030.

Pasca bebas, Umar Patek sempat menyampaikan permintaan maaf atas peristiwa Bom Bali yang menewaskan banyak orang. Ia juga menyesali perbuatannya dan bertekad memulai lembaran baru.

Kini, sosok yang dulu dikenal sebagai perakit bom ini justru mulai merintis usaha baru: bisnis kopi bernama Ramu Kopi. Nama itu unik karena bila dibalik akan menjadi “Umar”. “Dulu saya meramu bom, sekarang saya meramu kopi,” ujarnya saat soft launching di Surabaya pada Oktober 2024.

Baca Juga: Taylor Swift Beli Master 6 Album Lama, Streaming Meledak hingga 430%

Menariknya, peluncuran Ramu Kopi dihadiri Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Marthinus Hukom, yang sebelumnya adalah Kepala Densus 88—tim anti-teror yang dulu mengejar Patek. Momen pertemuan itu penuh keakraban, dengan saling berjabat tangan dan senyum hangat.

“Pak Marthinus dulu yang mengejar saya, tapi sekarang dia sudah baik dengan saya,” kata Umar Patek.

Transformasi Umar Patek dari buronan kelas internasional menjadi pebisnis kopi membuktikan bahwa perubahan memang bisa terjadi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X