Catatanfakta.com -, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa dalam beberapa waktu terakhir sejumlah kota besar di Indonesia mengalami suhu panas maksimum yang cukup tinggi. Masyarakat diimbau untuk waspada dan menjaga kesehatan agar tidak tersengat panas.
Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Fenomena Khusus BMKG, Miming, menjelaskan bahwa dalam 24 jam terakhir, suhu maksimum terpantau mencapai titik tertinggi di Aceh Besar, Provinsi Aceh, yaitu sebesar 34,9 derajat Celsius. Fenomena ini menjadi perhatian lantaran dapat memengaruhi aktivitas masyarakat, terutama yang banyak beraktivitas di luar ruangan.
Selain Aceh Besar, suhu panas signifikan juga tercatat di sejumlah wilayah lain. Di antaranya Bulungan, Natuna, Karimun, dan Anambas di Kepulauan Riau, Tanjung Perak Surabaya di Jawa Timur, serta Tapanuli Tengah di Sumatera Utara. Suhu tinggi yang berkisar antara 33 hingga 33,9 derajat Celsius juga melanda Sentani di Jayapura, Papua, Selebar di Kota Bengkulu, Palembang di Sumatera Selatan, Lampung, serta Sumbawa di Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga: BI Dorong Spin Off Unit Usaha Syariah Jadi Bank Syariah Mandiri, Dorong Ekonomi Syariah Tumbuh
Wilayah Kalimantan pun tidak luput dari suhu panas ini, dengan catatan signifikan pada Kapuas Hulu, Sintang, dan Barito Utara. Fenomena suhu panas ini, menurut Miming, terjadi karena posisi semu Matahari yang sedang berada tepat di atas ekuator. Ditambah dengan minimnya tutupan awan, menyebabkan panas matahari langsung menyinari permukaan tanah dan udara sekitar.
“Fenomena ini masih termasuk dalam kategori normal, namun suhu yang tinggi membuat udara terasa sangat terik, terutama di siang hari,” kata Miming dalam konferensi pers, Kamis (5/6).
Waspada Dehidrasi dan Kebakaran
Miming mengingatkan agar masyarakat, khususnya yang tinggal di perkotaan dengan aktivitas padat di luar ruangan, selalu menjaga asupan cairan tubuh. Dehidrasi akibat panas berlebih dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius jika tidak segera diantisipasi.
Baca Juga: Taylor Swift Beli Master 6 Album Lama, Streaming Meledak hingga 430%
“Pastikan untuk tetap terhidrasi dengan cukup air minum, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Gunakan juga pelindung seperti topi, payung, kacamata hitam, dan tabir surya,” tambahnya.
Selain itu, BMKG juga mengimbau agar masyarakat tidak sembarangan membakar sampah atau benda lain selama periode suhu panas ini. Kondisi udara yang kering dan terik sangat rentan menyebabkan api mudah menyebar dan memicu kebakaran hutan serta lahan gambut yang sangat berbahaya.
Pemerintah daerah pun disarankan untuk melakukan penyiraman secara rutin di kawasan yang rawan kebakaran, seperti hutan, lahan gambut, dan tempat pembuangan akhir sampah. Upaya ini penting untuk menekan risiko kebakaran akibat cuaca panas dan kering yang tengah melanda.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Hapus Kelas 1-3, DPR Rumah Sakit Pemerintah Harus Jadi Contoh!
Kondisi Normal, tapi Tetap Waspada
Meski BMKG menyatakan suhu panas maksimum ini masih dalam kategori normal terkait siklus posisi Matahari, masyarakat diimbau tidak mengabaikan tanda-tanda tubuh yang menunjukkan kelelahan akibat panas. Peningkatan suhu ini juga harus menjadi perhatian dalam pengelolaan aktivitas luar ruangan, terutama bagi anak-anak dan lansia yang lebih rentan terhadap gangguan akibat panas.
Artikel Terkait
Bank Mandiri Perkuat Layanan Digital Wholesale lewat Kopra, Gandeng UMKM Melalui EIPP
Ekonomi Australia Melambat Tajam di Kuartal I 2025, Terancam Resesi Per Kapita