catatanfakta.com - Garut kembali dihadapkan pada kenyataan pahit: stunting masih menjadi ancaman yang menghantui ribuan anak setiap tahun. Dalam kondisi ini, Bupati Abdusy Syakur Amin mengingatkan seluruh pemangku kebijakan bahwa langkah-langkah setengah hati bukan lagi pilihan.
Di hadapan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) saat evaluasi program percepatan penurunan stunting, Bupati Syakur berbicara lugas. "Saya berharap teman-teman semua di SKPD bisa memecahkan permasalahan ini dan menjadikan masukan ini untuk kebijakan ke depan," ucapnya.
Lebih dari sekadar retorika, ia mengingatkan bahwa setiap tahun, Garut menyambut kelahiran 50 ribu bayi—angka yang menjadi indikator sekaligus tantangan besar jika tidak diiringi intervensi gizi dan kesehatan yang tepat.
Baca Juga: Dari Desa untuk Indonesia: Rudy Susmanto Nyatakan Perang Lawan Kemiskinan dan Stunting di Jawa Barat
"Jujur saja saya sampaikan, setiap tahun Garut melahirkan 50 ribu orang dan itu harus terdeteksi di mana saja," tegasnya. "Tidak usah khawatir karena kami punya 442 desa, jadi 50 ribu orang itu akan terkelola."
Tapi faktanya, pengelolaan belum sepenuhnya menyentuh akar masalah. Syakur menekankan pentingnya arah program yang lebih tajam, terukur, dan dievaluasi secara berkala. Ia juga mendesak agar kunjungan kerja dan forum-forum seremonial tidak mengaburkan esensi dari masalah: anak-anak Garut masih kekurangan gizi kronis.
Tim Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia yang turut hadir dalam forum itu memberikan catatan penting. Siti Alfiah, Asisten Deputi Kesehatan, Gizi, dan Pembangunan Keluarga, mengingatkan bahwa data terbaru menjadi krusial dalam menentukan langkah ke depan.
Baca Juga: BiiF 2025: Kolaborasi Lintas Agama untuk Atasi Stunting & Sampah di Kota Bogor
"Kami menunggu hasil SSGI 2024 dari Kementerian Kesehatan yang akan rilis awal Mei ini. Itu jadi barometer baru bagi kita semua," jelas Siti.
Ia menegaskan, target nasional sudah ditetapkan: prevalensi stunting harus ditekan hingga 14,2 persen pada 2029, dan turun lagi menjadi 5 persen di 2045. Target ambisius ini tidak bisa dicapai jika daerah-daerah seperti Garut tidak bergegas dengan langkah nyata.
Karena bila tidak sekarang, puluhan ribu anak yang lahir hari ini, bisa jadi generasi yang kehilangan masa depannya esok hari.
Artikel Terkait
Menyuarakan Pentingnya Pencegahan Stunting Bersama Forum Percepatan Pencegahan Stunting (FP2S) Kabupaten Bogor
Diseminasi Audit Stunting 2024: Apakah Kabupaten Bog or Mampu Menurunkan Angka Stunting?
Mochamad Djanu Anshar: Dinobatkan Duta Stunting Baru di Kabupaten Bogor
Stunting, Inflasi, Kemiskinan: Langkah Konkret Pj. Bupati Bogor di Leuwiliang
Daun Kelor: Rahasia Alam untuk Cegah Stunting dan Tingkatkan Gizi!