Baca Juga: Dilarang Pergi Haji! Hukuman Serius bagi yang Nekat, Tanpa Tasreh
Dan Sang Nabi tetap sabar menunggu. Hingga semua nama, semua lupa, semua dosa kita telah tuntas diingat menurut al-Quran, hanya nama suciNya tetap terukir di dalam pikiran kita, "Muhammad, Rasululullah."
Dan nama itu akan tetap menjadi dzikir kita sepanjang hidup. Nama yang akan kita bawa saat kelak menghadap Allah. Nama yang akan menjadi penghapus dosa-dosa kita yang tidak dapat disucikan kecuali dengan nama yang suci; Muhammad saw.
Sabda Sang Nabi menjelaskan, siapa yang berdoa di atas mimbar yang mulia itu, kelak pada hari kiamat akan diberikan syafaat dan diberikan minum dari telaga Sang Nabi. Telaga itu disebut Al Kauthar.
Baca Juga: Jangan Salah Bayar, Kemenag Terbitkan Petunjuk Teknis Cara Bayar dam/ Hadyu untuk Jemaah Haji
Telaga itu ada di taman-taman Sang Nabi. Taman itu adalah Raudhah. Raudhah di Masjid Nabawi adalah bagian dari taman Sang Nabi di akhirat. Raudhah dalam bahasa Arab berarti kebun yang ditanami dengan pohon-pohon indah. Raudhah di Masjid Nabawi adalah kebun mulia yang dicintai oleh Allah.
Para ziarah berkumpul. Berat meninggalkan Raudhah. Namun harus berbagi. Di depan, di halaman, dan di belahan dunia lainnya, orang-orang, para penggemar Sang Nabi, menunggu dengan penuh harapan agar bisa sampai di pusaranya yang mulia.
Jarak yang menjauh antara mereka merentang, bahkan mencakup bulan, tahun, dan bahkan abad ke abad sekalipun. Ketika kaki-kaki mereka berbelok ke arah kiri, senyum semakin dekat. Lambaian tangan yang suci menyebar aroma. Di sebelah kanan dan kiri beliau, dua sahabat terkemuka; Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar Al-Faruq.
Baca Juga: Katering dengan Menu Spesial untuk Lansia, Kemenag Jamin Kenyamanan Jemaah Haji
Dengan memeluk dinding, kepala yang terkulai merenung. Berharap momen itu takkan pernah berakhir. Bersatu selamanya. "Aku cium dinding, dinding yang di dalamnya ada sang kekasih," begitulah kata-kata yang diucapkan oleh Majnun sambil mengenang Layla.
"Wamaa hubbud diyaar syaghafna qolbi. Walaakin hubbu man sakanad-diyaar, bukan cinta kepada dinding yang membuat hatiku bergetar. Tapi, cinta kepada dia yang ada di balik dinding." Cinta kita kepada Sang Nabi Muhammad saw, melebihi cinta Majnun kepada Layla!
Waktu terus berputar, langkah kaki pelan dan berat meninggalkan pusara Sang Nabi. Dan, air mata peziarah itu tumpah hingga ke lubuk hati yang paling dalam.
Artikel Terkait
Hati-Hati Terkena ISPA atau Dehidrasi, Jemaah Haji Wajib Bawa Obat Ini!
Jemaah Haji, Harus tahu ini !!! Larangan dan Tuntunan Sunnah Ketika Mau Ihram di Tanah Suci
Larangan Spanduk dan Bendera, Saudi Keluarkan Aturan Baru untuk Jemaah Haji di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram
Berburu Pahala dengan Cara Aman dan Nyaman: Tips Unik dari Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Kawal Haji, Aplikasi Terbaru untuk Memantau Calon Jamaah Haji dari Jauh