Catatanfakta.com - Dalam era digital yang semakin berkembang, tidak ada yang memperlihatkan perubahan sosial dengan lebih jelas daripada fenomena "selfie".
Tindakan mengambil foto diri sendiri dan membagikannya di berbagai platform media sosial telah menjadi suatu ekspresi yang tak terhindarkan dari identitas dan kehidupan modern.
Namun, di balik gempuran swipe dan klik, terdapat perubahan sosial yang mendasar yang bisa dianalisis dari perspektif sosiologi.
Dr. Amelia Hernandez, seorang sosiolog terkemuka, mengamati bahwa fenomena "selfie" merefleksikan perubahan dalam cara kita memandang diri sendiri dan dunia sekitar.
"Sebagai makhluk sosial, manusia selalu ingin membangun dan menyampaikan identitas mereka," ungkap Dr. Hernandez.
Dalam perspektif sosiologi, fenomena "selfie" menggambarkan pergeseran signifikan dalam paradigma identitas dan komunikasi.
Baca Juga: Wajib Pajak: Membuka Tirai Kewajiban dan Hak
Tradisi yang lebih dulu mengarah pada pencapaian kolektif dan pemenuhan sosial kini mengalami peralihan ke pencapaian individual dan pemenuhan diri.
"Selfie" menjadi simbol utama dari pameran diri yang mencerminkan perasaan validasi dan penerimaan dari masyarakat yang lebih luas.
Namun, tidak bisa diabaikan bahwa "selfie" juga telah memunculkan dilema baru mengenai self-esteem dan persepsi diri.
Baca Juga: Menggali Makna Hak Asasi dalam UUD 1945: Kebebasan Memeluk Agama dan Beribadah
Dr. Hernandez menjelaskan, "Saat masyarakat mulai membandingkan diri mereka dengan gambar yang dikurasi dengan seksama di media sosial, terjadilah perbandingan yang tidak sehat yang dapat merusak harga diri dan kesejahteraan mental."
Artikel Terkait
PANtura: Panggung Keakraban dan Prestasi di Ulang Tahun ke-25 Partai Amanat Nasional
Pesantren sebagai Lembaga Pemberdayaan Ekonomi: Mencetak Mujahid-Mujahid Baru untuk Indonesia Maju
Mahasiswa S1 Bisa Lulus Tanpa Beban Skripsi, Syaratnya Ini ...