2. **Budaya Politik Subjek**: Pada tipe ini, warga negara cenderung lebih terlibat, tetapi memiliki pandangan negatif terhadap kemampuan mereka untuk mempengaruhi kebijakan politik.
Mereka merasa bahwa pemerintah atau institusi politik memiliki kendali penuh dan partisipasi mereka tidak akan memiliki dampak signifikan.
3. **Budaya Politik Partisipan**: Tipe budaya politik ini adalah yang paling diinginkan dalam demokrasi yang sehat.
Warga negara dengan budaya politik ini aktif terlibat dalam proses politik, mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah politik, dan percaya bahwa partisipasi mereka memiliki dampak nyata terhadap pembuatan kebijakan.
Baca Juga: Perbandingan Sistem Ekonomi: Mensejahterakan Masyarakat dan Ketahanan Krisis
**Implikasi dalam Konteks Modern**
Meskipun pandangan Almond dan Verba diakui sejak awal, teori budaya politik mereka masih relevan hingga saat ini.
Dalam era informasi dan teknologi yang semakin canggih, dinamika budaya politik menjadi semakin kompleks.
Dampak media sosial dan akses mudah terhadap informasi telah mengubah cara warga negara berinteraksi dengan politik.
Perlu diakui bahwa tipe budaya politik seseorang tidak bersifat tetap dan dapat berubah seiring waktu.
Pendidikan, pengalaman, dan peristiwa politik dapat mempengaruhi pergeseran dalam budaya politik individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam tentang budaya politik dapat membantu merumuskan strategi untuk meningkatkan partisipasi warga negara dan memperkuat demokrasi.
Baca Juga: Pendidikan Pengungsi Bukan Hanya untuk Pengungsi
**Kesimpulan**
Artikel Terkait
Kolaborasi yang Mengubah Paradigma Pembelajaran: Lebih dari Sekadar Siswa
Mencegah Penyebaran Informasi Palsu Pada Pemilihan Umum, Bawaslu Berkolaborasi dengan Google Indonesia
Pendidikan Pengungsi Bukan Hanya untuk Pengungsi
Membongkar Kekhasan Budaya Politik: Pendekatan Almond dan Powell