Catatnfakta.com - Dalam perjalanan waktu, perkembangan ilmu pengetahuan tidak pernah berjalan sendiri.
Ia selalu berkembang sejalan dengan dinamika masyarakat, budaya, dan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh umat manusia.
Salah satu ilmu yang merefleksikan perubahan tersebut adalah sosiologi. Namun, tahukah Anda bahwa sosiologi memiliki akar yang dalam dan unik dalam perkembangannya?
Baca Juga: Pentingnya Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Proses Belajar Mengajar
Kondisi yang melatarbelakangi arah perkembangan sosiologi tidak dapat dilepaskan dari konteks sejarah dan keadaan sosial pada saat itu.
Pada abad ke-19, dunia sedang berada dalam masa transformasi besar-besaran. Revolusi Industri telah memicu perubahan dalam struktur masyarakat, ekonomi, dan pekerjaan.
Kemajuan teknologi yang pesat membawa pergeseran dari kehidupan agraris menuju urbanisasi yang cepat.
Baca Juga: Signifikansi Welas Asih dalam Konteks Pendidikan Profesional
Di tengah transformasi ini, muncul pertanyaan-pertanyaan baru tentang bagaimana masyarakat berinteraksi, beradaptasi, dan berubah.
Sosiologi sebagai disiplin ilmu lahir sebagai upaya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Para pemikir awal seperti Auguste Comte, Émile Durkheim, dan Max Weber mencoba memahami dampak perubahan sosial tersebut dengan menggunakan metode ilmiah.
Baca Juga: Total 1 Juta Dolar AS, Seorang Guru SD Dapatkan Penghargaan dari Global Teacher Prize
Comte, misalnya, mengembangkan konsep "positivisme" yang menekankan pentingnya mengamati fakta-fakta empiris dalam memahami masyarakat.
Namun, perkembangan sosiologi tidak hanya berkaitan dengan perubahan eksternal. Dalam prosesnya, sosiologi juga turut membentuk persepsi manusia tentang masyarakat.
Artikel Terkait
Kolaborasi Bersama Orang Tua untuk Optimalisasi Belajar di Lingkungan Rumah
Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 170 ayat (1)
Pandangan Orang Tua terhadap Kemitraan Internasional Antar Sekolah: Perspektif Indonesia dan Australia