Baca Juga: Justisia Half Marathon 2025, Lebih dari Lari Ini Tentang Pulang dan Persatuan
Alternatif Lokal: Hadirnya Halal Mart
Sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah, Pemda Padang di bawah kepemimpinan wali kota sebelumnya juga telah menggagas kehadiran “Halal Mart”, sebuah konsep toko serba ada yang dikembangkan oleh masyarakat lokal.
Halal Mart dirancang untuk menyediakan barang kebutuhan pokok dan produk harian dengan harga terjangkau, namun tetap mengutamakan produk asli dari Padang dan sekitarnya. Dengan konsep ini, Halal Mart diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat modern, tanpa mengorbankan keberlangsungan ekonomi lokal.
Selain itu, Halal Mart menjadi simbol dari kemandirian ekonomi berbasis nilai-nilai lokal dan keislaman, sejalan dengan filosofi masyarakat Minang yang dikenal religius.
Baca Juga: Pelajar Bogor Diciduk Saat Tenggak Miras di Jam Sekolah, Cermin Darurat Moral dan Sosial Remaja?
Kebijakan Unik yang Dipuji
Langkah tegas Pemda Sumbar dalam membatasi masuknya minimarket waralaba memang terbilang unik, terutama di era ketika ekspansi ritel modern terjadi begitu masif. Namun, kebijakan ini dianggap sebagai contoh nyata keberpihakan pemerintah kepada ekonomi rakyat kecil.
Tidak sedikit daerah lain yang mulai melirik kebijakan serupa, terutama dalam menghadapi dominasi ritel besar yang berpotensi mematikan toko tradisional. Keberhasilan Padang menjaga kedaulatan ekonominya bisa menjadi studi kasus penting bagi daerah lain di Indonesia.
Ketidakhadiran Indomaret dan Alfamart di Padang bukanlah hal yang kebetulan atau kesalahan bisnis, melainkan cerminan dari pilihan kebijakan yang berpihak pada ekonomi lokal dan pemberdayaan UMKM. Di tengah gempuran kapitalisme ritel, langkah ini menjadi cermin keberanian dan kemandirian ekonomi masyarakat Minang.
Artikel Terkait
Pinkan Mambo dan Donat Rp 200 Ribu Antara Cita Rasa, Harga, dan Hati yang Terluka
Bidi Soediro Bongkar Perselingkuhan, Ngaku Jadi Korban KDRT 'Saya Diseret, Dicekik, Dilempar'