Reaksi Netizen: Terbelah Antara Empati dan Kritis
Respons dari masyarakat pun terbelah. Di satu sisi, banyak yang merasa harga Rp 200 ribu untuk sembilan donat memang terbilang tinggi, terutama jika dikomparasikan dengan brand besar yang sudah lebih dulu hadir di pasaran. Namun, tak sedikit pula yang memberikan dukungan pada Pinkan.
Baca Juga: Talitha Curtis Ungkap Alami Depresi Berat 'Aku Sampai Nggak Keluar Kamar 2 Minggu'
Seorang netizen menulis: “Bisnis itu perjuangan. Kalau gak suka produknya, cukup gak beli. Gak perlu menjatuhkan.”
Yang lain berkomentar: “Kalau produknya bagus, pasti orang akan beli. Tapi kalau mahal dan kualitas tidak sebanding, ya wajar saja orang protes. Namanya juga konsumen.”
Pelajaran dari Donat dan Kritik
Apa pun sudut pandangnya, kisah Pinkan Mambo ini mencerminkan dinamika dunia usaha modern, di mana eksistensi bisnis sangat dipengaruhi oleh opini publik, terutama di media sosial. Di era digital, satu ulasan buruk dari influencer bisa berdampak luas terhadap kelangsungan usaha, tak peduli seberapa besar nama sang pemilik.
Baca Juga: Park Min Young Comeback Akting Lewat Drama 'Confidence Queen' Tampil Elegan Jadi Penipu Jenius!
Namun, di balik gejolak tersebut, usaha Pinkan juga menunjukkan semangat wirausaha dari kalangan selebritas yang tak ingin bergantung pada popularitas semata. Dengan segala keterbatasannya, ia berani memulai dari nol dan terbuka pada kritik meski kadang harus menelan rasa sakit hati.
“Saya tahu jalan ini tidak mudah. Tapi saya akan terus belajar. Saya percaya, kerja keras tidak akan mengkhianati hasil,” tutup Pinkan, kali ini dengan senyum yang sedikit lebih tenang.
Artikel Terkait
Manfaat dan Durasi Pilates Terbaik untuk Bakar Kalori dan Turunkan Berat Badan
Terseret Skandal Eksploitasi Pekerja, Loro Piana Dikenai Pengawasan oleh Pengadilan Milan