China Tutup Keran Ekspor Mineral Langka, AS Panik Cari Pasokan Alternatif

photo author
- Kamis, 5 Juni 2025 | 12:11 WIB
Perang Dagang Amerika China Merambah pada Dunia Perfilman Hollywood akan jadi Korban (ntvnews / inforedaksi)
Perang Dagang Amerika China Merambah pada Dunia Perfilman Hollywood akan jadi Korban (ntvnews / inforedaksi)

Catatanfakta.com -, Jakarta — Pemerintah China secara agresif memperketat pengawasan ekspor dan menindak keras aktivitas penambangan ilegal mineral strategis. Langkah ini menjadi bagian dari strategi Beijing mempertahankan dominasi global di sektor mineral langka (rare earth) di tengah meningkatnya ketegangan dagang dengan Amerika Serikat (AS).

Sejak April 2025, China mewajibkan izin khusus ekspor untuk tujuh jenis mineral strategis, termasuk gallium dan germanium, yang krusial bagi industri elektronik, kendaraan listrik, dan pertahanan militer.

"Kami akan mengawasi ketat seluruh rantai pasokan, dari penambangan hingga ekspor," tegas Kementerian Perdagangan China, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (5/6).

Baca Juga: Dari Dikejar dengan Hadiah Jutaan Dolar ke Peracik Kopi, Perjalanan Umar Patek Eks Gembong Teroris

Operasi Gabungan dan Pengawasan Ketat

Wilayah kaya mineral seperti Guangxi, Guizhou, dan Hunan kini menjadi target operasi gabungan nasional. Pemerintah daerah diperintahkan untuk:

  • Menutup seluruh tambang ilegal

  • Mendeteksi dan memverifikasi semua eksportir mineral

  • Memperkuat pengawasan antarprovinsi dan lintas wilayah

Di kota Wuzhou dan Yunfu, bahkan telah dibentuk sistem patroli gabungan untuk mengejar pelaku penambangan ilegal yang kerap menghindari regulasi negara.

Langkah ini menjadi respons atas sanksi teknologi dari AS, yang melarang ekspor berbagai perangkat canggih, termasuk mesin jet dan alat desain chip, ke China. Ketegangan semakin memuncak setelah pertemuan bilateral di Jenewa pada 10–11 Mei lalu gagal mencairkan hubungan.

Baca Juga: Visa Furoda Dibatalkan, BP Haji Siap Tertibkan Travel Nakal

Dampak Global: Industri Teknologi Terpukul

China saat ini menguasai sekitar 92% pasokan global elemen tanah jarang. Akibat kebijakan ini, ekspor magnet tanah jarang ke AS anjlok tajam sebesar 58,5% menjadi hanya 246 ton pada April 2025, menurut data bea cukai China.

Negara-negara lain seperti Jepang, India, dan Uni Eropa juga dilaporkan aktif melobi Beijing untuk melonggarkan kebijakan ekspor.

Namun demikian, perusahaan-perusahaan besar seperti Tesla, Apple, dan Lockheed Martin disebut menjadi pihak yang paling terdampak akibat potensi kekurangan bahan baku utama untuk produksi teknologi tinggi.

Baca Juga: Forum Purnawirawan TNI Desak Pemakzulan Wakil Presiden Gibran, Surat Resmi Telah Diterima DPR dan MPR

Kolusi dan Penyelundupan

China juga menemukan indikasi kolusi antara perusahaan domestik dan entitas asing dalam upaya menyelundupkan mineral langka melalui negara ketiga guna menghindari kontrol ekspor.

Sebagai tanggapan, pemeriksaan bea cukai diperketat, termasuk investigasi terhadap jaringan ilegal lintas batas.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Beragam Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X