Dari Pekalongan ke Kerajaan Thailand: Kisah Rizal, Alumni Rumah Belajar Batik YCAB yang Harumkan Indonesia

photo author
- Jumat, 18 April 2025 | 16:26 WIB
Rizal, Alumni Rumah Belajar Batik YCAB Foundation sukses bawa batik dari Pekalongan ke Kearajaan Thailand (Dok. Istimewa)
Rizal, Alumni Rumah Belajar Batik YCAB Foundation sukses bawa batik dari Pekalongan ke Kearajaan Thailand (Dok. Istimewa)

Catatanfakta.com -, Pekalongan – Siapa sangka dari gang sempit di Pekalongan, langkah seorang pemuda bernama Rizal kini menggaung hingga Istana Kerajaan Thailand.

Alumni Rumah Belajar Batik YCAB Foundation ini tak hanya sukses membangun bisnis batik bernuansa modern, tetapi juga membawa warisan budaya Indonesia ke panggung dunia.

Belajar membatik di Rumah Belajar Batik membuka gerbang kesempatan bagi saya,” ujar Rizal mengenang awal perjalanannya. Bagi pria yang lulus dari program YCAB Foundation tahun 2016 ini, batik bukan sekadar keterampilan, tapi jembatan menuju transformasi hidup yang luar biasa.

Baca Juga: Puskesmas Leuwinutug Akan Direvitalisasi! Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Turun Langsung, Warga Sambut Harapan Baru

Dari Anak Buruh ke Pengusaha Batik Inovatif

Lahir dari keluarga sederhana—ayahnya seorang buruh serabutan, ibunya pembatik rumahan—Rizal tumbuh dengan pandangan bahwa batik adalah pekerjaan biasa.

Namun, semuanya berubah saat ia masuk ke Rumah Belajar Batik YCAB. Di sana, ia menemukan filosofi mendalam di balik setiap motif, warna, dan goresan malam di atas kain.

Gairah itu kemudian membawanya mendirikan Rumah Batik Eljava di Pekalongan. Karya-karyanya menggabungkan teknik tradisional dengan sentuhan desain kontemporer, menjadikannya unik di mata pasar lokal hingga internasional.

Baca Juga: Momen Hangat Halal Bihalal: KNPI dan Karang Taruna Kabupaten Bogor Gelar Mancing Bareng Bersama Bupati Rudy Susmanto

Karyanya Dikenakan Ratu Thailand dan Duke of Edinburgh

Puncak pencapaiannya terjadi saat salah satu batik buatannya dikenakan oleh Ratu Suthida dari Kerajaan Thailand. “Ini pencapaian luar biasa bagi saya dan komunitas batik kami. Kami merasa budaya Indonesia benar-benar dihargai di tingkat global,” tutur Rizal dengan bangga.

Tak berhenti di situ, Duke of Edinburgh dari Kerajaan Inggris juga turut mengenakan batik karya Rizal—sebuah simbol pengakuan internasional terhadap batik sebagai mahakarya budaya.

Baca Juga: M. Hasani Soroti PUPR Terkait Banjir di Cibinong: Harus Ada Kajian Ulang, Saluran di Tegar Beriman Tak Mampu Tampung Air

Langganan Pejabat, Penampil di Peragaan Busana, hingga Acara Kenegaraan

Di dalam negeri, karya Rizal menjadi pilihan dalam peragaan busana bergengsi hingga acara kenegaraan. Ia sering menerima pesanan khusus dari pejabat pemerintah Jawa Tengah untuk merancang batik yang dipakai dalam acara resmi.

Kemampuannya mengawinkan nilai-nilai budaya dengan gaya modern menjadikan karyanya tak hanya bernilai seni, tapi juga penuh makna dan kebanggaan.

Baca Juga: Semangat Baru Usai Lebaran, Jaro Ade Gaungkan Kolaborasi dan Akselerasi Digitalisasi Layanan Publik

Membangun Komunitas, Mencetak Generasi Pembatik Baru

Namun, sukses pribadi tak membuat Rizal lupa pada akar. Ia kini membina lebih dari 50 pembatik lokal di sekitarnya. Dari sekadar pengajar teknik membatik, Rizal telah menjadi mentor dan inspirator. Ia rutin mengisi sesi pelatihan dan lokakarya di Rumah Belajar Batik, tempat di mana kisah suksesnya bermula.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nurhadi.

Sumber: Promedia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X