Catatanfakta.com -, Dalam sepekan terakhir, curah hujan ekstrem tercatat terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, seperti Sumatera Utara yang mengalami hujan dengan intensitas 194 mm/hari pada 25 Januari 2025, Kalimantan Timur dengan 229 mm/hari, serta Sulawesi Tengah yang tercatat 192 mm/hari pada 26 Januari 2025.
Hujan deras juga melanda Kepri dengan 154 mm/hari pada 27 Januari 2025, dan beberapa lokasi di Jabodetabek yang mencatatkan curah hujan lebih dari 150 mm/hari pada 28 Januari 2025. Cengkareng tercatat mengalami 264 mm/hari, sementara Bandara Soetta tercatat 250 mm/hari, serta Pulomas dengan 214,6 mm/hari.
BMKG menyatakan bahwa fenomena cuaca ekstrem ini dipicu oleh beberapa faktor atmosfer, termasuk aktivitas Monsun Asia yang membawa massa udara lembab, serta fenomena Seruakan Dingin (Cold Surge) yang signifikan selama tiga hari terakhir.
Selain itu, fenomena La Niña, Madden Julian Oscillation (MJO), dan Gelombang Atmosfer turut memperkuat hujan ekstrem yang terjadi di berbagai wilayah tersebut. Kombinasi fenomena ini meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang yang berpotensi menyebabkan pohon tumbang.
Puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi hingga bulan Maret 2025, dengan intensitas hujan yang terus meningkat. Oleh karena itu, masyarakat di wilayah rawan bencana diimbau untuk lebih waspada dan selalu memantau informasi cuaca terkini yang dikeluarkan oleh BMKG.
Dinamika Atmosfer dan Cuaca Sepekan ke Depan
BMKG mengungkapkan bahwa fenomena atmosfer yang mempengaruhi cuaca di Indonesia pada akhir Januari hingga awal Februari melibatkan angin Monsun Asia yang membawa curah hujan tinggi.
Selain itu, fase 4 MJO di Samudra Hindia Barat, serta fenomena La Niña yang lemah turut berkontribusi pada cuaca hujan. Wilayah utara Indonesia seperti Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara diprediksi akan mengalami curah hujan signifikan.
Baca Juga: Viral: Nilai Tukar Dolar ke Rupiah Tiba-Tiba Turun Drastis, Apa Penyebabnya?
Seruakan udara dingin dari Siberia, yang bergerak menuju ekuator, diperkirakan akan memicu cuaca ekstrem seperti hujan deras dan angin kencang di berbagai daerah. Selain itu, sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Jawa, utara Kalimantan, dan Laut Australia turut memperburuk intensitas hujan di wilayah tersebut.
BMKG memprediksi cuaca pada 31 Januari hingga 2 Februari 2025 akan dominan hujan ringan hingga lebat di beberapa wilayah, dengan potensi angin kencang yang dapat membahayakan keselamatan.
Hujan ekstrem juga diperkirakan akan terjadi di NTT dan Maluku pada periode tersebut. Peringatan lebih lanjut diberikan kepada masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan cuaca dan siap siaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.
Baca Juga: Google Klarifikasi Kesalahan Kurs Dollar AS ke Rupiah Jadi Rp 8.170,65
Artikel Terkait
Geger! Rupiah Mendadak Perkasa di Google Finance, Tembus Rp 8.170 per Dolar AS!
Viral! Netizen Heboh Dugaan Error Google dalam Konversi Mata Uang