catatanfakta.com - Dalam beberapa tahun terakhir, isu pemalsuan uang kertas semakin marak di Indonesia. Teknologi yang terus berkembang membuat upaya melindungi keaslian uang kertas menjadi tantangan besar bagi otoritas keuangan.
Sebagai salah satu solusi, banyak negara kini beralih menggunakan bahan polimer sintetis untuk uang kertas mereka. Namun, apakah Indonesia juga akan mengikuti langkah ini?
Menurut Tirta Segara, salah satu pakar perbankan, uang kertas berbahan serat kapas yang saat ini digunakan di Indonesia memiliki keunggulan tersendiri.
Baca Juga: Terbongkar! Sindikat Uang Palsu di Kampus UIN Alauddin, Dua Pegawai Langsung Dipecat
“Kalau serat kapas tidak mudah rusak saat disetrika,” jelasnya dalam sebuah wawancara. Hal ini disesuaikan dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yang sering menyimpan uang di tempat yang rentan terhadap kerusakan, seperti kantong atau dompet tipis.
Namun, serat kapas bukan tanpa kekurangan. Meski lentur dan tidak mudah robek, bahan ini lebih mudah menyerap kotoran dan memiliki daya tahan yang lebih rendah dibandingkan uang kertas berbahan polimer sintetis.
Sebagai perbandingan, uang kertas polimer dapat bertahan hingga empat kali lebih lama daripada uang berbahan alami, seperti serat kapas atau abaca. Polimer juga diklaim lebih higienis karena sifatnya yang tidak berpori, sehingga lebih tahan terhadap kotoran dan bakteri.
Baca Juga: Uang Hilang Nilainya, Harga Emas Antam Melesat!
Penggunaan polimer untuk uang kertas telah menjadi tren global. Saat ini, lebih dari 45 negara telah mengadopsi teknologi ini. Alasan utama, sebagaimana diungkapkan oleh Goher (2012), adalah kemampuannya mendukung berbagai fitur keamanan canggih yang sulit dipalsukan, seperti elemen transparan, tekstur khusus, dan tinta UV.
Dengan teknologi tersebut, risiko pemalsuan uang dapat diminimalisasi secara signifikan.
Namun, ada tantangan besar jika Indonesia memutuskan beralih ke polimer. Bahan baku serat kapas untuk uang kertas saat ini sebagian besar diimpor dari luar negeri, seperti Jerman dan Italia.
Baca Juga: Kepolisian Berhasil Mencegah Peredaran Uang Palsu Senilai Miliaran Rupiah
Beralih ke polimer mungkin memerlukan investasi tambahan dalam teknologi dan pengadaan bahan baku baru. Selain itu, perubahan ini juga harus disertai edukasi kepada masyarakat tentang cara merawat uang kertas berbahan polimer agar tidak cepat rusak.
Meski demikian, ancaman pemalsuan yang semakin canggih mendorong Bank Indonesia untuk terus mengevaluasi opsi terbaik. Dengan perkembangan global yang mengarah pada penggunaan polimer sintetis, pertanyaannya bukan lagi apakah Indonesia akan beralih, tetapi kapan perubahan ini akan terjadi.
Artikel Terkait
Cara Cek Lokasi Penukaran Uang Baru Sebelum Lebaran
Buffett Peringatkan Ancaman AI, Penipu Bakal Memanfaatkan Teknologi Ini untuk Tipu Uang ke Luar Negeri.
Cegah Merana! Intip 10 Kebiasaan yang Wajib Dihindari agar Uang Bisa Berlipat-lipat
KPK Mencurigakan Cicipan Uang Rp 12 Miliar dari Kementan, Koruptor Eks Mentan Siap Terseret?
Siswi SMA dan Kejamnya Aksi Perampokan di Bogor: Membelanjakan Uang Rampasan untuk iPhone?