Diseminasi Audit Stunting 2024: Apakah Kabupaten Bog or Mampu Menurunkan Angka Stunting?

photo author
- Rabu, 4 Desember 2024 | 20:00 WIB
Diseminasi Hasil Audit Kasus Stunting Periode II Tahun 2024 di Gedung Korpri Kabupaten Bogor, Cibinong, Senin, 2 Desember 2024. (Diskominfo)
Diseminasi Hasil Audit Kasus Stunting Periode II Tahun 2024 di Gedung Korpri Kabupaten Bogor, Cibinong, Senin, 2 Desember 2024. (Diskominfo)

catatanfakta.com - Pemerintah Kabupaten Bogor menunjukkan komitmen yang kuat dalam menurunkan angka stunting melalui kegiatan Diseminasi Hasil Audit Kasus Stunting Periode II Tahun 2024.

Acara ini berlangsung di Gedung Korpri Kabupaten Bogor, Cibinong, pada Senin, 2 Desember 2024.

Diseminasi ini merupakan langkah lanjutan setelah pelaksanaan audit kasus stunting tahap pertama di Kecamatan Dramaga.

Baca Juga: Menyuarakan Pentingnya Pencegahan Stunting Bersama Forum Percepatan Pencegahan Stunting (FP2S) Kabupaten Bogor

Berdasarkan data dari EPPGBM, angka stunting di Kabupaten Bogor mengalami penurunan sebesar 1,57 persen, yang setara dengan 6.231 balita. Saat ini, angka stunting di Kabupaten Bogor tercatat sebesar 27,4 persen menurut hitungan SSGI.

Kepala DP3AP2KB Kabupaten Bogor, Susi Rahayu, menjelaskan bahwa tujuan dari diseminasi ini adalah untuk menyebarluaskan temuan audit, mengidentifikasi akar masalah stunting, serta merumuskan langkah-langkah strategis untuk mengatasi masalah gizi kronis pada anak balita.

“Ini adalah momentum bagi kita untuk menciptakan perubahan positif dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang tumbuh cerdas, sehat, dan produktif, demi mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045. Kerjasama yang kuat sangat diperlukan agar tantangan stunting dapat kita atasi bersama,” ungkap Susi Rahayu.

Baca Juga: Dukungan Swasta Beri Harapan Baru untuk Cegah Stunting di Bogor

Susi Rahayu juga menambahkan bahwa pihaknya terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai program, termasuk pemberian makanan bergizi, tablet penambah darah, serta edukasi kepada ibu hamil dan ibu muda yang memiliki anak di bawah dua tahun.

Selain itu, program sekolah pra nikah juga dilaksanakan untuk mencegah pernikahan dini, serta akademi sekolah hebat yang bekerja sama dengan IPB University.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan kader PKK, tim pakar dari Persatuan Obstetrik dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. Ajeng Normala S. POG, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Imelda S.PA, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), dan Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI).

Baca Juga: Pj. Gubernur Jabar Tegaskan Target: Stunting, Kemiskinan, Sampah Jadi Fokus Utama

Dengan langkah-langkah strategis ini, diharapkan Kabupaten Bogor dapat terus menurunkan angka stunting dan menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X