Guru Hebat, Indonesia Kuat! Apa Pesan Sekda Jabar di Jambore GTK?

photo author
- Kamis, 7 November 2024 | 21:17 WIB
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman saat membuka Apresiasi Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hebat Provinsi Jawa Barat di Trans Studio, Kota Bandung, Senin, 4 November 2024. (Biro Adpim Jabar)
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman saat membuka Apresiasi Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hebat Provinsi Jawa Barat di Trans Studio, Kota Bandung, Senin, 4 November 2024. (Biro Adpim Jabar)

catatanfakta.com - Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman, secara resmi membuka acara "Apresiasi Jambore Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Hebat" di Trans Studio, Kota Bandung.

Ajang ini menjadi momen penting untuk merayakan Hari Guru Nasional dan memberi apresiasi kepada para tenaga pendidik di Jawa Barat. Melalui kegiatan ini, Herman mengajak para guru dan tenaga kependidikan untuk berperan aktif dalam memperkuat kualitas pendidikan di Indonesia.

Jambore ini mengambil tema "GTK Hebat, Indonesia Kuat" yang sejalan dengan visi baru Kabinet Merah Putih. Tema ini menekankan pentingnya peran tenaga kependidikan dalam membangun generasi Indonesia yang berdaya saing global.

Baca Juga: Direktur GTK Madrasah Kemenag Mengumumkan Prioritas Program untuk Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah

Herman menyoroti bahwa selain pendidikan formal, pendidikan informal dan nonformal juga memiliki peran penting dalam pembentukan karakter anak.

“Pendidikan formal, informal, dan nonformal harus bersinergi agar anak-anak kita menjadi kuat. Dengan demikian, kita juga akan membangun bangsa yang tangguh,” kata Herman.

Pendidikan informal, tambahnya, adalah pendidikan yang diperoleh dari keluarga dan lingkungan, sementara pendidikan nonformal berfungsi sebagai pelengkap dari jalur pendidikan formal.

Baca Juga: Webinar SAPA GTK: Guru Penggerak dan Perubahan Paradigma Pendidikan

Herman mengingatkan pentingnya kehadiran kasih sayang dalam proses belajar mengajar agar siswa merasa nyaman dan termotivasi. “Guru dan tenaga pendidik harus mengedepankan kasih sayang. Kalau anak didik senang dengan gurunya, mereka akan merasa rindu ingin kembali belajar,” ujarnya.

Menurut Herman, aspek emosional ini sering diabaikan, padahal dapat meningkatkan semangat belajar siswa.

Di hadapan ratusan guru dan tenaga pendidikan yang hadir, Herman juga mengkritik sistem pendidikan yang terlalu terfokus pada pendidikan formal saja.

Baca Juga: Mendikdasmen: Penambahan Gaji Guru akan Terealisasi Sesuai Kualifikasi

Menurutnya, pendidikan tidak boleh hanya bersifat akademis, namun juga harus melibatkan peran keluarga dan masyarakat sebagai pendidik.

“Faktanya, saat ini kita masih terlalu terjebak pada pendidikan formal. Padahal, tanpa dukungan orang tua dan masyarakat, kita tidak bisa melahirkan pemimpin hebat di masa depan,” tambahnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Achmad Mubin

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Peluang Emas Indonesia MasihTerbuka di SEA Games 2025

Sabtu, 20 Desember 2025 | 21:54 WIB
X