Namun, beliau terkejut mengetahui bahwa jemaah lansia yang dari tes psikologinya ketahuan memiliki niat untuk meninggal di tanah suci sudah pasti digugurkan dan level gula para jemaah yang memiliki riwayat diabetes menjadi syarat untuk menentukan tingkat kesanggupan seseorang untuk berhaji.
Baca Juga: Petugas Bersiap Menyambut Jemaah Haji Gelombang Kedua di Madinah
Dari informasi yang beliau berikan, kami belajar bahwa pengurusan jemaah haji Indonesia sangat kompleks dan mulai dari pengadministrasian dan manajemen sejak di tanah air. Namun, Pemerintah Indonesia tetap berupaya memastikan kepuasan para jemaah dengan memindahkan secara total urusan hidup mati warga negara yang jumlahnya mencapai ratusan ribu.
Tantangan pengurusan kesehatan jemaah haji yang dihadapi oleh petugas Indonesia cukup berlipat-lipat, terutama mengingat jumlah lansia jemaah Indonesia yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan Malaysia. Meski begitu, petugas haji Indonesia tetap siap sedia dengan berada di berbagai tempat yang dapat ditemui para jemaah untuk memberikan bantuan dan perawatan yang mereka butuhkan selama di Tanah Suci.
Artikel Terkait
Spirit menjelang kepulangan: Jemaah Haji Indonesia Nafar Awal meninggalkan Mina setelah lontar jumrah
Resmi: Jumlah Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Di Tanah Suci Capai 128 Orang.
Setelah Lontar Jumrah, Jemaah Haji Diminta "Istirahat" Sebelum Thawaf Ifadhah
Gus Men Konfirmasi Sukses Ibadah Haji 1445 H, Tahun 2025 Quota haji 221 Ribu Jemaah Haji Baru
Armuzna Berakhir, Pelayanan Bus Shalawat Kembali Normal Untuk Jemaah Haji Indonesia