Film Inovatif 'Pulang tak Harus Rumah' Akan Menyapu Hati Penonton dengan Petualangan Pendidikan Karakter yang Menyentuh, Tanpa Ketergantungan Gadget!

Catatanfakta.com- Film berjudul "Pulang Tak Harus Rumah" diproduksi oleh DL Entertainment dan siap memukau penonton, khususnya anak-anak, dengan pesan moral yang kuat mengenai pendidikan karakter.

Eksekutif Produser Liani Kawati memberikan gambaran tentang film Pulang tak Harus Rumah ini yang dijadwalkan akan tayang di seluruh bioskop Makassar pada Januari 2024 mendatang.

Dengan mengambil inspirasi dari realitas kehidupan anak-anak di era milenial yang tenggelam dalam dunia gadget, "Pulang Tak Harus Rumah"

Baca Juga: Segera Tayang! Film Pulang Tak Harus Rumah: Cerminan Keindahan Bugis yang Mewarnai Layar Perfilman Indonesia

dirancang untuk menjadi sarana pengajaran karakter tanpa mengesampingkan keseruan bagi penonton muda.

Liani Kawati, bersama dengan David Tjioe sebagai produser, berkomitmen untuk menciptakan kisah yang dapat dihubungkan dengan pengalaman anak-anak.

"Kita bikin yang bisa relate dengan anak-anak. Karena kan kita cenderung mengajari, inikan pesannya pendidikan karakter, jadi kita buat relate.

Jadi adegannya pas mereka nonton kok saya banget (kata anak-anak)," ungkap Liani.

Baca Juga: Film Pulang Tak Harus Rumah Karya Sineas Sulawesi Selatan Viral! Pejabat Berbondong-bondong Nobar dan Dukung Pesan Anti-Ketagihan Gadget

Film ini akan mengangkat kisah seorang anak perempuan Bugis yang menitipkan anak laki-lakinya di kampung kepada sang kakek.

Ceritanya mencerminkan kecanduan gadget di kalangan anak-anak, yang membuat anak laki-lakinya terisolasi di desa tanpa sinyal.

Rusmin Nuryadin, sutradara "Pulang Tak Harus Rumah", menjelaskan bahwa film ini menjadi medium untuk menggambarkan konflik antara teknologi modern dan kehidupan di desa yang masih minim sinyal.

Baca Juga: Pulang tak Harus Rumah: Film Bugis yang Memukau, Cerminan Indahnya Negeri dan Kehidupan Anak Muda Sulawesi Selatan

"Ini adalah kegelisahan saya, sebuah benturan antara masalah bagaimana teknologi dibawa ke

desa, sementara di desa tidak ada signal, bagaimana anak itu survive dengan pola uang dia bawa dari kota," terang Rusmin.