Namun, Soeraja, yang memahami tekad Jeng Yah, mencoba membantu dengan memperkenalkan kretek hasil racikannya kepada ayah Jeng Yah.
Melalui pertemuan ini, Pak Idroes akhirnya mengakui keistimewaan kretek buatan Jeng Yah
dan bahkan bersedia membantu meluncurkannya ke pasaran dengan nama "Kretek Gadis."
Kisah sukses Jeng Yah tidak hanya menjadi perlawanan terhadap budaya patriarki, tetapi juga menjadi inspirasi bagi perempuan lain untuk mengejar impian mereka.
Jeng Yah membuktikan bahwa perempuan mampu melibatkan diri dalam pekerjaan apa pun, termasuk meracik saus kretek dan mengelola bisnis.
Baca Juga: Pesona Kebaya Janggan dalam Gadis Kretek, Simbol Keindahan dan Kebudayaan Indonesia
Kretek Gadis menjadi simbol keberhasilan Jeng Yah dalam meruntuhkan stereotip gender dan membuka jalan bagi perempuan dalam industri yang selama ini dianggap terbatas.
Kisah Jeng Yah yang menginspirasi ini telah menjadi viral di media sosial, menarik perhatian banyak orang yang mendukung perubahan positif dan kesetaraan gender.
Semoga kisah ini tidak hanya menjadi inspirasi, tetapi juga memicu perubahan lebih lanjut dalam masyarakat yang masih terkungkung oleh budaya patriarki.
Artikel Terkait
Aktor Chicco Kurniawan Terjun ke Dunia Investasi Berkat Peran dalam Film 13 Bom di Jakarta
Film '13 Bom di Jakarta' Mencuri Perhatian Publik dengan Kemungkinan Kelanjutan Cerita yang Menegangkan