Catatanfakta.com- Kisah inspiratif seorang perempuan tangguh, Jeng Yah, berhasil menciptakan gebrakan dalam dunia bisnis kretek yang selama ini didominasi oleh budaya patriarki.
Dalam perlawanan patriarki, Jeng Yah berhasil membuktikan bahwa perempuan mampu meracik saus kretek, sebuah pekerjaan yang selama ini dianggap eksklusif untuk kaum pria.
Dalam sebuah masyarakat yang masih kuat dengan sistem sosial patriarki, Jeng Yah menunjukkan keteguhan hatinya untuk menantang norma yang ada.
Baca Juga: Kisah Menarik di Balik Layar Serial Gadis Kretek yang Memikat Hati Penonton
Ambisinya untuk ikut serta dalam meracik saus kretek di bisnis milik ayahnya menjadi bukti nyata perlawanannya terhadap pembatasan gender dalam dunia pekerjaan.
Meskipun dihadapkan pada larangan keras dan stereotip yang ada, Jeng Yah tidak menyerah begitu saja.
Dengan dukungan dari sahabatnya, Soeraja, Jeng Yah berhasil menembus ruang saus dan mulai mencoba meracik saus kretek.
Namun, ketika ayahnya mengetahui tindakan Jeng Yah, hambatan baru muncul.
Pak Dibjo dan Pak Idroes, ayah Jeng Yah, tidak hanya melarangnya masuk ke ruangan saus,
tetapi juga menciptakan hambatan dengan menaruh dupa cendana untuk menghilangkan bau kretek yang dianggap "tidak cocok" untuk perempuan.
Meskipun dihadapkan pada tantangan ini, semangat Jeng Yah tetap berkobar.
Baca Juga: Dian Sastrowardoyo, Ramaikan Layar Kaca dengan Serial Terbaru, Gadis Kretek!
Dalam perjuangannya, Jeng Yah bahkan sempat berputus asa ketika larangan semakin keras.
Artikel Terkait
Aktor Chicco Kurniawan Terjun ke Dunia Investasi Berkat Peran dalam Film 13 Bom di Jakarta
Film '13 Bom di Jakarta' Mencuri Perhatian Publik dengan Kemungkinan Kelanjutan Cerita yang Menegangkan