Catatanfakta.com - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, kembali mengungkapkan pandangannya mengenai masa depan Jalur Gaza yang saat ini sedang dilanda perang. Menurut Netanyahu, Otoritas Palestina (PA) dalam bentuknya saat ini tidak seharusnya mengambil alih kepemimpinan di Jalur Gaza.
Serangan lintas perbatasan kelompok Hamas pada 7 Oktober telah memicu serangkaian pertempuran antara Israel dan Hamas, dengan lebih dari 11.000 orang tewas di Gaza.
Sekarang, setelah perang, pertanyaan besar yang muncul adalah siapa yang sebaiknya mengambil tanggung jawab untuk memerintah wilayah yang telah hancur ini.
Baca Juga: Netanyahu: Otoritas Palestina Tak Seharusnya Memerintah Gaza Pasca-Perang
Israel sendiri sempat menyatakan hasratnya untuk menjaga keamanan Jalur Gaza secara keseluruhan. Hal ini sempat ditafsirkan bahwa pendudukan Israel atas wilayah tersebut akan kembali terjadi.
Pemerintah Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, menekankan bahwa Israel tidak bisa menduduki Jalur Gaza setelah perang. Mereka juga menyarankan agar pemerintahan Gaza harus bersatu kembali dengan Tepi Barat, yang sebagian dikelola oleh Otoritas Palestina di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Presiden Abbas mengakui peran Otoritas Palestina dalam memerintah Jalur Gaza pada masa depan. Namun, Netanyahu tidak ingin PA yang saat ini dipimpin Abbas diberikan kebebasan untuk mengendalikan Jalur Gaza.
Baca Juga: Serangan 11 Rudal Israel ke Area RS Indonesia di Gaza
Netanyahu mencermati bahwa silabus sekolah Otoritas Palestina mengajarkan kebencian terhadap Israel. Selain itu, kebijakan memberikan gaji kepada keluarga warga Palestina yang dipenjara di Israel juga menjadi salah satu sorotannya.
Juru bicara Otoritas Palestina, Nabil Abu Rudeineh, menyampaikan pendapatnya bahwa upaya Israel untuk memisahkan Gaza dari Tepi Barat akan gagal. Menurutnya, saat ini belum ada gambaran yang jelas mengenai masa depan Jalur Gaza pasca-perang.
Artikel Terkait
WHO Kecam Serangan Udara Israel ke Rumah Sakit di Gaza
Konflik Gaza: Serangan Israel Setara Bom Nuklir Hiroshima
Tiga Brand Besar Pro Israel yang Mendapat Boikot Global
Sejarah Panjang Hubungan Israel-Iran: Dari Kawan Hingga Menjadi "Setan"
Turki Hapus Coca Cola dan Nestle dari Menu Restoran dan Kafe Sebagai Tindakan Tegas Terhadap Dukungan Israel