catatanfakta.com Hubungan antara Iran dan Israel berubah dari persahabatan semasa Dinasti Pahlavi menjadi rivalitas yang intens di Timur Tengah.
Iran, yang pada mulanya mendukung solusi federasi satu negara Palestina, akhirnya menjadi lawan berat Israel setelah Revolusi 1979.
Sebagai negara mayoritas Muslim kedua yang mengakui Israel pada tahun 1948, Iran dan Israel pernah memiliki hubungan yang saling menguntungkan selama masa Dinasti Pahlavi (1925-1979).
Baca Juga: Bantuan RI untuk Palestina Tiba di Mesir
Iran terlibat dalam komite khusus PBB yang merancang rencana bagi Palestina setelah kendali Inggris berakhir.
Bersama India dan Yugoslavia, mereka mengusulkan solusi federatif dengan Palestina sebagai satu negara mempertahankan parlemen tunggal tetapi dibagi menjadi wilayah Arab dan Yahudi.
Ini merupakan upaya kompromi Iran untuk menjaga hubungan baik dengan Barat yang pro-Zionis serta negara-negara Arab dan Muslim.
Baca Juga: Pesan Jokowi ke Prabowo di HUT Ke-59 Partai Golkar: Menang Jangan Jumawa, Kalah Jangan Murka
Namun, langkah Iran untuk menavigasi hubungan internasional menjadi mustahil setelah revolusi tahun 1979.
Dalam waktu singkat, hubungannya dengan Israel memburuk dan menjadi permusuhan terbuka.
Pemerintah baru di Tehran sangat antipati terhadap kebijakan Israel yang kejam dan tak berperikemanusiaan terhadap rakyat Palestina.
Baca Juga: Prabowo Mengakui Berubah Setelah Dua Kali Kalah Pilpres, Jokowi Tertawa
Artikel Terkait
Bagaimana UUD 1945 merefleksikan kebhinekaan masyarakat Indonesia?
PLN Restorasi 308 Hektar Lahan Tandus Jadi Paru-paru Baru